Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Lifestyle

Patah Hati Bisa Mematikan, Benarkah?

Sumber foto: plenglish.com

Topcareer.id – Tahukah kamu? Patah hati ternyata bisa menyebabkan konsekuensi penyakit jantung.

Mengutip heart.org, Jumat (8/5/2020), sindrom patah hati juga disebut sebagai Cardiomyopathy, yang dapat menyerang jantung kamu, bahkan jika kamu dalam kondisi sehat sekalipun.

Sindrom cardiomyopathy memiliki gejala dan hasil tes yang hampir sama dengan serangan jantung. Sindrom itu juga menunjukkan perubahan dramatis dalam ritme dan zat darah yang khas dari serangan jantung. Bedanya, tidak ada bukti penyumbatan arteri jantung.

Dalam hal ini, wanita lebih cenderung mengalami nyeri dada yang mendadak dan intens sebagai reaksi terhadap lonjakan hormon stres akibat peristiwa emosional. Salah satunya akibat perpisahan dengan orang yang dicintai.

Baca juga: Berlebihan Makanan Kaya Protein Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Pada sindrom patah hati, sebagian jantung kamu akan membesar sementara dan tidak bisa memompa darah dengan baik.

Tanda dan gejala sindrom patah hati yang paling umum adalah angina (nyeri dada) dan sesak napas. Kamu dapat mengalami hal-hal ini, bahkan meski kamu tidak memiliki riwayat penyakit jantung.

Aritmia (detak jantung tidak teratur) atau syok kardiogenik juga dapat terjadi akibat sindrom patah hati. Syok kardiogenik adalah suatu kondisi di mana jantung yang tiba-tiba melemah dan tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.

Syok kardiogenik bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.

Perbedaan sindrom patah hati dengan gejala serangan jantung

Beberapa tanda dan gejala sindrom patah hati berbeda dengan gejala serangan jantung. Berikut ini beberapa perbedaannya:

  • Pada sindrom patah hati, gejala muncul tiba-tiba setelah adanya tekanan emosional atau fisik yang ekstrem.
  • Jika diperhatikan dengan detail, hasil EKG beda dengan hasil EKG pada orang yang mengalami serangan jantung.
  • Tes darah tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan jantung.
  • Tes tidak menunjukkan tanda-tanda penyumbatan di arteri koroner.
  • Tes menunjukkan gerakan balon dan jantung bilik kiri bawah yang tidak biasa (ventrikel kiri).
  • Waktu pemulihan cepat, biasanya dalam beberapa hari atau minggu, dibandingkan dengan waktu pemulihan akibat serangan jantung.

Editor: Feby Ferdian

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply