Topcareer.id – Akibat pandemi Covid-19, banyak industri yang terdampak dan mengalami kerugian tak sedikit. Seperti Dunkin’ Donuts, yang memutuskan untuk menutup 450 gerainya di Amerika Serikat.
Tak main-main, penutupannya dilakukan secara permanen. Manajemen pusat terpaksa melakukan hal ini dengan alasan penjualan yang tak mengalami peningkatan selama pandemi.
Adapun gerai yang ditutup khusus, adalah yang berada di area SPBU milik mitra kerja mereka. Perusahan saat ini memiliki rencana untuk ekspansi dengan membuka gerai mandiri lebih banyak.
Baca juga: Pemegang Waralaba Pizza Hut di AS Terancam Bangkrut
Sedikit menilik ke belakang, Dunkin’ Donuts memiliki milestone selama tujuh dekade atau 70 tahun. pada 1948, William “Bill” Rosenberg mengawali pembukaan restoran donat bernama “Open Kettle” di Quincy, Massachusetts, Amerika Serikat. Restoran ini menyajikan kopi segar dan donat enak cepat saji.
Pada tahun 1950, restoran berganti nama menjadi Dunkin’ Donuts, hingga sekarang. Bisnisnya terus berkembang pesat, hingga pada 1955, waralaba pertama Dunkin’ Donuts dibuka.
Sejak itu, merek ini terus berkembang dan berekspansi dengan lebih dari 12.400 restoran di 46 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia dengan gerai pertamanya di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat pada tahun 1985.
Pasarnya di Indonesia meluas hingga ke Bali, tercatat dengan adanya 5.000 gerai pada tahun 1999. Bahkan, gerai terbesar Dunkin’ Donuts ada di Palembang, Sumatera Selatan. Tepatnya di Jalan Demang Lebar Daun.
Dunkin’ Donuts terbesar sejagat raya ini didirikan pada tahun 2012 dengan desain bangunan dua lantai. Gerai ini beroperasi selama 24 jam, dilengkapi free WiFi, dan juga memiliki area parkir gratis yang luas.
Baca juga: 6 Makanan dan Minuman Enak tapi Bikin Bad Mood
Hebatnya, Dunkin’ Donuts sampai sekarang masih menggunakan resep campuran kopi asli buatan Bill Rosenberg.
Dunkin’ Donuts yang tak pernah berhenti berinovasi, dan terus menawarkan cita rasa baru serta pilihan menu yang menarik, membuatnya mampu terus bertahan hingga saat ini.
Editor: Feby Ferdian
