Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, May 4, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Jepang Sepelekan Virus Corona Dan Anggap Telah Sirna, Kini COVID-19 Justru Merajalela Di Sana

Topcareer.id – Negara ini mendapatkan perhatian global setelah mengalami gelombang pertama COVID-19 dengan apa yang disebut sebagai “Japan Model” dengan pengujian terbatas dan tidak ada lockdown, atau hukum apa pun untuk memaksa bisnis tutup.

Menteri Keuangan negara itu bahkan menyarankan “standar budaya” yang lebih tinggi akan membantu mengatasi penyakit ini.

Tapi sekarang Jepang menghadapi kebangkitan gelombang virus corona yang hebat, dengan COVID-19 kasus mencapai rekor nasional hari demi hari. Infeksi pertama yang terkonsentrasi di ibukota telah menyebar ke daerah perkotaan lainnya, sementara daerah tanpa kasus selama berbulan-bulan telah menjadi hotspot baru.

Baca Juga: Sekjen PBB: Dunia Hadapi ‘Bencana Generasi’ Bidang Pendidikan

Demografi pasien yang semula orang-orang muda yang cenderung tidak jatuh sakit telah meluas ke orang tua. Para ahli mengatakan bahwa fokus Jepang pada ekonomi mungkin adalah penyebabnya.

Seperti negara-negara lain di Asia, yang mengalami pandemi virus corona lebih awal, Jepang bergulat dengan gejolak baru COVID-19. Jepang sekarang berisiko menjadi peringatan bagi negara lain untuk apa yang terjadi ketika suatu negara bergerak terlalu cepat untuk melakikan normalisasi dan tidak menyesuaikan strateginya ketika wabah terus berubah.

Sementara Jepang menyatakan keadaan darurat untuk menghadapi gelombang pertama virus corona, negara itu tidak memaksa orang untuk tinggal di rumah atau menutup bisnis. Keadaan darurat selesai pada akhir Mei lalu dan para pejabat dengan cepat beralih pada pembukaan ekonomi sepenuhnya dalam upaya membuat resesi ekonomi kembali ke jalurnya.

Baca Juga: Perkantoran Jadi Klaster Baru Covid-19, Ini Tempat yang Harus Diwaspadai

Jepang mungkin terlalu dini dan tergesa-gesa dalam mengambil keputusan di tengah pandemi, kata para ahli.

“Ini adalah hasil dari pemerintah memprioritaskan kegiatan ekonomi dengan membuat orang bergerak lagi untuk mengendalikan infeksi,” kata Yoshihito Niki, seorang profesor penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Showa.

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply