Topcareer.id – Meski masih tertahan, perekonomian nasional mulai menunjukkan tren membaik. Pemerintah terus berupaya mendorong perbaikan ekonomi menggunakan seluruh instrumen APBN dan mengevaluasi kebijakan fiskal untuk meminimalkan dampak ekonomi karena pandemi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (APBN KiTa) Edisi Oktober 2020 melalui video conference pada Senin (19/10/2020).
“Kita lihat APBN kita hingga pada bulan September ini dan juga bagaimana program pemulihan ekonomi yang sudah dijalankan. Pendapatan negara kita masih sesuai dengan apa yang kita proyeksikan memang mengalami tekanan karena memang semua bisnis dan pembayar pajak mengalami tekanan,” kata Menkeu mengutip berita Kemenkeu.
Baca Juga: Bank Dunia Perkirakan Ekonomi Indonesia Minus 2,0%, Pertama Kali dalam 2 Dekade
“Pendapatan negara kita mengalami kontraksi 13,7 atau mencapai Rp1.159 triliun yaitu 68,2% dari target Perpres 72,” ujarnya.
Menkeu menambahkan, pemerintah berhasil mengakselerasikan belanjanya secara luar biasa pada kuartal ketiga ini yang diharapkan akan menjadi pendorong atau menciptakan siklus yang positif atau mendekati positif pada kuartal ketiga dan keempat. Sehingga sampai dengan September, belanja negara mencapai Rp1.841,1 triliun atau dalam hal ini pertumbuhannya mencapai 15,5%.
“Kalau kita lihat break downnya, belanja pemerintah pusat bahkan mengalami pertumbuhan mencapai di atas 21% yaitu 21,2% dan belanja di daerah dari sisi transfer juga sudah mulai menunjukkan positif 5,8,” jelas Sri Mulyani.
Ia menambahkan, keseimbangan primer mencapai negatif 447,3 dan untuk defisit keseluruhan mencapai Rp682,1 triliun atau defisit hingga September sebesar 4,16% terhadap PDB. “Ini masih sejalan dengan target defisit yang ada di dalam Perpres 72,” ucapnya.
Menkeu juga mengingatkan bahwa defisit di berbagai negara lain bahkan mencapai di atas belasan dan 20%, sehingga jika Indonesia defisit di 4,16 % dengan pertumbuhan ekonominya diperkirakan kontraksi di kuartal ke-3 nya adalah sekitar antara -2 hingga -0,6, pertumbuhan Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara lain.**(RW)