Topcareer.id – Strain COVID-19 baru tampaknya lebih menular daripada jenis asli virus corona, dan para ahli mengatakan anak-anak lebih rentan daripada sebelumnya. Ini juga dapat menyebar lebih mudah di antara anak-anak.
Varian B.1.1.7 memiliki beberapa mutasi, beberapa di antaranya berada pada protein lonjakan (bagian yang memungkinkan virus untuk mengikat reseptor dalam sel manusia). Ini diyakini memungkinkan strain baru menembus sel dengan lebih mudah dan menyebabkan infeksi.
Menurut analisis di The BMJ (British Medical Journal), para ilmuwan di Inggris telah memperkirakan bahwa strain mutan tersebut 70% lebih dapat ditularkan, meskipun angka ini masih didasarkan pada pemodelan dan belum dikonfirmasi dengan eksperimen laboratorium.
Baca Juga: Ini Negara-Negara yang Laporkan Kasus Varian Baru COVID-19 (Bagian 2)
Sejauh ini, tidak ada bukti bahwa jenis baru tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah atau menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi. Namun, penularan lebih cepat berarti akan menciptakan lebih banyak kasus.
Bagaimana dampaknya terhadap anak-anak?
Walaupun lebih menular, namun kabar baiknya B.1.1.7 tampaknya virus ini tidak terlalu efektif untuk anak-anak. “Ini tidak terkait dengan penyakit yang lebih serius atau tingkat kematian yang lebih tinggi,” kata Cara Natterson, MD, seorang dokter anak, penulis, dan pendiri OOMLA. “Jadi tidak ada indikasi bahwa varian baru merupakan ancaman yang lebih besar bagi kesehatan anak.” Ujarnya.
Jenis virus corona yang lebih awal tidak menginfeksi anak-anak pada tingkat yang sama seperti orang dewasa, mungkin karena anak-anak memiliki lebih sedikit reseptor ACE2 (pintu yang digunakan virus untuk memasuki sel tubuh). Menurut Profesor Wendy Barclay, dari NERVTAG dan Imperial College London, mengatakan mutasi pada virus tampaknya membuatnya lebih mudah untuk menginfeksi anak-anak.
“Semakin muda Anda, semakin sedikit reseptor ACE-2 yang Anda miliki,” Dr. Natterson menjelaskan. “Banyak peneliti percaya bahwa hal ini menjelaskan mengapa anak-anak tidak sakit infeksi dan mengapa mereka juga tidak menularkannya dengan mudah kepada orang lain.” Tambahnya.
Teori lain adalah bahwa karena anak-anak muda terpapar banyak virus corona yang berbeda dan karena mereka sakit akibat virus tersebut, mereka juga jadi mengalami kesempatan untuk membangun kekebalan terhadap virus tersebut.
“Masuk akal bahwa semakin baru seseorang terpapar beberapa jenis virus corona, semakin baik sistem kekebalan orang tersebut dalam melawan hampir semua virus corona,” kata Dr. Natterson.**(RW)