Topcareer.id – Brazil melihat penurunan kasus COVID-19 termasuk di wilayah Amazon yang terpukul paling parah.
Tetapi tindakan pelonggaran oleh beberapa pemerintah kota di Brazil dapat memutarbalik keadaan itu, Direktur Pan American Health Organisation (PAHO) Carissa Etienne memperingatkan.
Etienne mengatakan kasus di Brazil tetap “sangat tinggi” sementara kasus di Chili, yang mengalami “beberapa bulan yang sulit”, tidak berubah.
Hampir setiap negara di Amerika Tengah melaporkan peningkatan infeksi, dengan Kuba, Puerto Rico, dan Republik Dominika yang paling parah terdampak.
Ditambah 137 kasus COVID-19 di tempat penampungan untuk orang-orang yang mengungsi akibat letusan gunung berapi di Saint Vincent dan Grenadines. Di Amerika Selatan, Kolombia, Venezuela, Bolivia, Uruguay, dan Argentina adalah negara yang paling parah terkena dampak saat ini. Sementara itu Meksiko telah melihat sedikit peningkatan kasus setelah liburan Paskah dan pelonggaran beberapa tindakan.
Etienne mengatakan PAHO prihatin dengan berkembangnya “rumor dan teori konspirasi berbahaya” di wilayah yang berisiko memperburuk keragu-raguan vaksin.
Baca juga: Mutasi Virus Corona P1 Dari Brazil Lebih Berbahaya
“PAHO bekerja sama dengan perusahaan teknologi media sosial seperti Twitter, Google, dan Facebook untuk mengatasi berita palsu dan memastikan publik dapat dengan mudah menemukan informasi yang akurat,” katanya.
Dia mengulangi seruan distribusi vaksin yang adil, mendesak negara-negara dengan kelebihan pasokan untuk menyumbangkannya kepada negara lain yang lebih membutuhkan.
“Amerika Latin merupakan kawasan yang saat ini paling membutuhkan vaksin, kawasan ini harus jadi prioritas untuk distribusi vaksin,” ujarnya.
Baca Juga: Ini 2 Vaksin yang dapat Dibeli Perusahaan Swasta hingga UMKM
“Ini adalah epidemi global. Tidak ada yang akan aman sampai kita semua aman mendapat pasokan vaksin yang mencukupi.” Tutur Etienne.
Dr Ciro Ugarte, Direktur Keadaan Darurat Kesehatan PAHO, mengatakan karena kelangkaan vaksin di wilayah yang parah, paspor vaksin tidak boleh menjadi mekanisme untuk membatasi perjalanan, karena akan menambah diskriminasi terhadap negara-negara tersebut.
Etienne mengatakan sejauh ini COVAX telah memasok lebih dari 4,2 juta dosis vaksin COVID-19 ke 29 negara di Amerika, dengan 90.000 lagi akan segera tiba di Bolivia.**(RW)