Topcareer.id – Pembuat kimchi Korea Selatan tengah mengalami penderitaan yang serius dan terpuruk karena kelangkaan kubis yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Hal ini membuat harga kubis dan kimchi meroket tahun ini, selain itu kerusakan bisnis juga ditimbulkan oleh penawaran yang lebih murah dari pesaingnya, China.
Pemerintah baru-baru ini menetapkan rencana untuk membangun dua fasilitas penyimpanan kubis besar-besaran.
Dengan luas masing-masing 9.900 meter persegi, fasilitas penyimpanan kubis akan dibangun di pedesaan Goesan dan Haenam.
Jika kedua tempat tersebut digabungkan akan setara dengan luas tiga lapangan sepak bola.
Dengan ukuran tersebut, maka tempat penyimpanan akan mampu menyimpan 10.000 ton kubis dan mengasinkan 50 ton kubis setiap hari.
Konstruksi ini diperkirakan akan menelan biaya pajak 58 miliar won ($ 40 juta) yang akan selesai pada tahun 2025.
Pergeseran iklim dalam beberapa tahun terakhir yang telah membawa suhu yang lebih tinggi dan hujan lebat telah merusak tanaman kubis, sehingga membatasi pasokan.
Tahun ini, harga kubis naik dua kali lipat dalam waktu kurang dari tiga bulan.
Industri kimchi Korea Selatan telah berada di lereng yang licin selama beberapa waktu.
Baca juga: Rahasia Panjang Umur Orang Korea Selatan? Ini Salah Satunya
Impor Cina yang kerap dihargai sekitar sepertiga dari kimchi buatan lokal telah melonjak selama dua dekade terakhir untuk menguasai 40% dari pasar domestik.
Tahun lalu, hampir setengah dari 1.000 pembuat kimchi Korea Selatan tutup secara permanen atau sementara, menurut sebuah studi oleh Korea Rating & Data.
Pembuat kimchi Korea berharap rencana pemerintah setidaknya mau mencegah produsen dalam negeri kehilangan pijakan lebih lanjut.**(Feb)