Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Seberapa Luas Sih Bahasa Inggris Itu? Ini Tips Dan Trik Belajarnya

doc pribadi topcareer.iddoc pribadi topcareer.id

Topcareer.id – Saat ini beragam bahasa asing semakin populer untuk dipelajari seperti bahasa Korea dan Mandarin.

Sudah banyak perusahaan sekarang menerapkan kualifikasi bahasa asing untuk para kandidatnya.

Namun, di tengah ramainya permintaan bahasa asing tersebut, bahasa Inggris masih tetap menjadi yang paling penting dan diperlukan di seluruh dunia.

“Bahasa Inggris telah menjadi salah satu skill penting di era global sekarang ini. Kita akan banyak berinteraksi dengan orang asing, jadi bahasa inggris akan sangat dibutuhkan. Kemampuan berbahasa inggris, bisa menjadi nilai tambah bagi karyawan di suatu perusahaan.” Kata Muhammad Ridho (28) seorang Academic Manager sekaligus profesional english trainer di camp pelatihan Kampunginggrism yang berada di Kampung Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur.

Bahasa Inggris jika dilihat dari sisi luarnya saja mungkin akan terlihat sepele, tapi tahukah kamu bahwa bahasa Inggris ini luas loh cakupan pelajarannya.

Seberapa luas sih bahasa Inggris yang harus kita pelajari?

Kepada topcareer.id, Ridho mengatakan bahwa belajar bahasa Inggris di awal saja kamu harus mempelajari empat keterampilan utama yang wajib kamu kuasai dan nantinya akan menjadi dasar kuat untuk menguasai bahasa Inggris hingga tingkat lanjut.

Keemapat keterampilan tersebut adalah listening, speaking, reading, dan writing.

Jenis-jenis bahasa Inggris
Ada beragam jenis bahasa Inggris yang bisa kamu pelajari dan gunakan sehari-hari yakni bahasa general english dan profesional.

“Bahasa inggris terbagi menjadi dua penggunaannya secara umum, ada conversation dan yang kedua adalah business atau english at work.” Kata Ridho.

“General english biasanya untuk percakapan sehari-hari dengan teman, itu lebih mudah dipelajari karena lebih simple bahasanya. Ini sangat dibutuhkan sebagai dasar untuk nantinya mempelajari english at work atau english for business di bidang profesional dan pekerjaan.” Tambah Ridho menjelaskan.

Menurut Ridho, ketika berbicara english for profesional maka bahasanya akan lebih formal dan kosa katanya pun lebih tinggi, sehingga ini akan agak lebih sulit untuk dipelajari.

Beda English British, American, dan Austrlian
Bahasa Inggris sebetulnya terbagi dalam British dan American english, namun ada juga Australian english.

Lebih lanjut Ridho menjelaskan bahwa British english lebih banyak digunakan untuk standar sekolah karena menggunakan standar cambridge karena bahasa Inggris asalnya dari Britania raya.

Walaupun memang British english agak sulit karena pronounciation atau pengucapannya tidak terdengar terlalu jelas.

“American english jauh lebih mudah dipahami dibanding British english, karena memang lebih banyak digunakan dan dikenal. Perbedaan kosa kata untuk British dan American juga cukup banyak. Misalnya di British mereka mengenal lift, namun di American english mereka lebih mengenalnya sebagai elevator. American mengenal apartment, sedangkan british lebih familiar dengan flat.” Ujar Ridho menerangkan.

“Dari segi pengucapan pun juga ada banyak perbedaan, lebih terdengar jelas American. Secara grammar juga berbeda, misalnya bentuk ketiga dari learn untuk British diakhiri dengan ‘t’ menjadi ‘learnt,’ sedangkan American diakhiri dengan ‘ed’ menjadi ‘learned.'” Jelasnya.

Sementara itu, Australian english merupakan campuran antara American dan British, namun penggunaanya lebih cenderung ke arah british.

Itu sebabnya jika kamu ingin sekolah di Australia, maka kamu lebih membutuhkan IELTS, bukan TOEFL, karena penggunaan British english lebih dominan di Australia.

Baca juga: Belajar Bahasa Asing, dari Mudah sampai Paling Sulit

Perbedaan TOEFL dan IELTS
Tes bahasa Inggris pun juga luas, paling banyak digunakan adalah tes TOEFL dan IELTS.

Untuk tes TOEFL sendiri kebanyakan digunakan di Amerika dan beberapa negara asia.

“TOEFL terdiri dari tiga kemmampuan, ada listening, structure, dan reading. Namun, untuk TOEFL IBT hampir sama dengan IELTS karena mengunci empat skills yakni ada speakingnya dan dilakukan secara online.” Kata Ridho.

Ridho menambahkan bahwa TOEFL IBT juga bisa dikonversikan ke IELTS, tetapi untuk TOEFL biasa atau TOEFL ITP maupun TOEFL CBT tidak bisa, karena yang diuji hanya 3 skills, sedangkan IELTS ada 4 skills yakni speaking, listening, reading, dan writing.

IELTS bisa digunakan lebih luas seperti di Eropa, hampir seluruh Asia menggunakan IELTS dan australia. Biaya untuk tes IELTS juga lebih mahal.

Tips dan Tricks belajar bahasa Inggris?
Setelah mengetahui bahwa bahasa Inggris sangat luas cakupan pelajarannya, kamu jangan menjadi takut untuk mempelajarinya.

Sebagai trainer profesional berpengalaman, Ridho membagikan tips dan tricks untuk belajar bahasa Inggris.

Ridho menyampaikan bahwa hal yang sangat mendasar untuk kamu ketahui adalah tujuanmu atau what is your goal?

Dari situ kamu akan bisa membongkar apa saja hal yang harus kamu lakukan dan atur.

“Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah harus terbiasa mendengarkan dalam bahasa inggris, karena itu akan menjadi proses input. Setelah itu kita harus banyak membaca, karena dengan membaca kita bisa banyak mendapat kosa kata baru. Setelah itu speaking.” Ujar Ridho.

Namun, dalam mempelajari bahasa Inggris, masalah yang sering terjadi adalah waktu yang kamu luangkan untuk berbicara bahasa inggris. Banyak orang mau belajar bahasa Inggris namun enggan meluangkan waktunya.

Menanggapi hal tersebut, Ridho berpesan agar kamu membentuk kebiasaan jika ingin menguasai bahasa Inggris.

“Inti dasar menguasai bahasa inggris ada dua, kita harus membentuk kebiasaan, jadi kita harus menggunakan bahasa inggris setiap hari, sehingga kebiasaan ini akan terbentuk di alam bawah sadar. Kemudian ada repetition dan practice. ini merupakan dua hal yang saling terikat. Ketika ingin menguasai bahasa inggris kita harus konsisten melakukan repetition atau pengulangan dalam praktek setiap hari.” Jelasnya.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply