Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Kaum Muda Harus Inovatif

Topcareer.id – Kaum muda yang selalu mengedepankan inovasi adalah kunci SDM unggul Indonesia. Demikian dikatakan Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat, Desa dan Kawasan Kemenko PMK, Sonny Harry B.Harmadi dalam FGD Orientasi Kependudukan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kamis 29 Agustus di ruang rapat utama Kemenko PMK.

Berbicara di hadapan kawula muda, peserta FGD Orientasi Kependudukan dan Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Sonny menegaskan bonus demografi harus menjadi perhatian kaum muda. Bonus demografi adalah besarnya penduduk usia produktif antara 15 tahun hingga 64 tahun dalam suatu negara.

Diperkirakan, pada 2020-2030 jumlah penduduk usia produktif di indonesia akan mencapai 52 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. “ Jumlah penduduk usia produktif tersebut menjadi modal bagi Indonesia menyongsong Indonesia emas pada 2045,” katanya.

Menurutnya, ada banyak contoh negara yang gagal memanfaatkan bonus demografi. Brazil, Afrika Selatan hingga Kolombia ialah negara yang gagal memanfaatkan bonus demografi. Sebaliknya, Jepang merupakan negara yang sukses memanfaatkan bonus demografinya. Jepang dengan kemajuannya berkat penduduknya yang produktif harus dicontoh Indonesia.

“Atas dasar itulah pada periode kedua pemerintah Joko Widodo akan fokus pada pembangunan SDM,” jelasnya. 

FGD Orientasi Kependudukan dan Pemberdayaan Masyarakat diselenggarakan dalam rangka peningkatan kualitas pemanfaatan demografi melalui program pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini menyasar anak muda dengan rentang usia 20-35 tahun. Turut mendampingi Deputi Sonny, Asisten Deputi Pembangunan Masyarakat Kemenko PMK Mustikorini Indrijatingrum. Adapun narasumber, selain Deputi Sonny ialah Kartini Laras Makmur, Ketua Koalisi Muda Kependudukan, Hafiah Leste Distincta dari Greenpeace Indonesia, Romzi Ahmad dari Siberkreasi dan Andri Rizki Putra dari Yayasan Pemimpin Anak Bangsa.

the authorRetno Wulandari

Leave a Reply