Topcareer.id Mengelola bisnis kuliner, pasti ada tantangan yang perlu dilalui, terlebih kuliner seafood. Mengelola bisnis kuliner seafood dinilai lebih sulit lantaran bahan bakunya harus selalu fresh dan punya treatment yang berbeda-beda untuk setiap jenisnya.
Hal itu seperti yang disampaikan oleh Business Development Manager Bandar Djakarta Group, Shandra S. Januan kepada TopCareer.id. Menurutnya tantangan mengelola bisnis kuliner seafood, yakni soal bahan baku.
“Jadi ini satu challenge. Perlu diingat bahwa kalau seafood itu nggak sama kayak daging, nggak sama kayak ayam. Jadi seafood ini untuk menjaga freshness-nya nggak bisa semata-mata di-frozen terus bisa bertahan sampai 6-7 bulan, itu nggak bisa,” kata Shandra.
Shandra menuturkan bahwa daging seafood ini lebih rentan daripada olahan daging lainnya yang penyimpanannya bisa bersifat lama. Sementara, untuk ikan atau jenis seafood lainnya punya treatment yang tidak sembarangan.
Tak hanya itu, ada tantangan lainnya yang harus dihadapi pelaku usaha kuliner seafood, yakni bersaing dengan market ekspor. Kayanya hasil laut Indonesia, tentu pemenuhan konsumsinya pun dibagi antara domestik dan luar negeri.
“Apa yang menjadi persaingan kami sekarang adalah, bukan untuk market domestik, tapi adalah market luar. Banyaknya kuota-kuota ekspor yang diminta. Contohnya, kepiting. Untuk domestik sudah banyak, cuma permintaan untuk diekspor pun juga sangat banyak,” ujar Shandra.
Namun, bukan berarti hal itu manjadi kendala yang sulit dihadapi. Shandra menekankan, itu menjadi tantangan tersendiri untuk memberikan hasil yang terbaik dari sisi kualitas.
Shandra lantas menjabarkan solusi apa yang dilakukannya selama ini. Terkait ketersediaan bahan baku seafood, Bandar Djakarta Group memiliki tim khusus trading seafood yang tugasnya khusus mencari ikan-ikan dari mulai wilayah laut jawa hingga ke Papua.
“Yang kedua, bagaimana kami membuat storaging atau penyimpanagan. Jadi memang kami ada trik-trik tersendiri yang memang harus dibuat sehingga seafood itu benar-benar bisa terus-terusan fresh,” ucap Shandra.
Yang ketiga, lanjut dia, yakni tentu harus menjaga arus penjualan itu sendiri. Karena sepintar-pintarnya menjaga dan mengelola storaging seafood, tapi kalau perputaran tamu tak bagus maka seafood itu tetap tidak bisa fresh.
“Sejauh ini Bandar Djakarta bisa memenuhi kualitas itu, jadi produk-produk yang disajikan pastinya fresh. Di sini pun (Pesisir Seafood) akan diberlakukan hal yang sama.”*
Editor: Ade Irwansyah