Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Danai Startup Tanpa Investor, Bisa?

Topcareer.id – Ya, keren memang ketika startup mulai mendapat sokongan investor, tapi tidak semua startup menginginkan keberadaan investor yang pada akhirnya mewajibkan suatu pengembalian. Ada kok startup-startup yang memutuskan untuk tidak pakai pendanaan dari eksternal alias investor.

Dengan kecerdikan yang cukup, dan penundaan uang sokongan, pendanaan bisnis tanpa investor sangat mungkin. Seperti dilansir dari Forbes, beberapa pendiri startup ini membangun perusahaan tanpa investor.

Bootstrap

Car pendanaan ini dinilai paling sering digunakan pendiri startup ketika memulai usahanya, yakni menggunakan dana sendiri alias bootsrap. Pendiri FashionPhile (online resale fashion), Sarah Davis pun mendanai startupnya dengan skema ini.

“Kami memaksimalkan kartu kredit dan membayarnya dengan arus kas … lagi dan lagi. Kami telah menginvestasikan setiap dolar yang kami hasilkan untuk menyokong bisnis. Kami menjual tas, menghasilkan laba, menginvestasikan kembali uang itu untuk membeli lebih banyak inventaris,” kata Sarah.

Lahirnya FahsionPhile bermula dari kamar tidur Sarah. Ia mulai dari berjualan di eBay ketika tidak ada sistem pembayaran online dan tidak ada digital fotografi. Saat ini ia memiliki lebih dari 100 karyawan, dengan penjualan hampir USD65 juta untuk tas mewah tahun lalu dan tumbuh 50 persen per tahun.

Tumpuk bonus

Founder Wall Street Prep (pemodelan keuangan kursus belajar mandiri), Matan Feldman membangun startupnya sejak 2004 saat ia berusian 25 tahun. Sebelum mulai perusahaannya sendiri, ia telah bekerja sebagai banker investasi di J.P. Morgan, New York.

“Saya ingin menghindari angel investor/VC (venture capital) jadi saya menggunakan bonus saya untuk mendanai perusahaan baru. Saya pikir itu akan cukup untuk melalui tahun pertama, pada titik di mana saya pikir saya harus meninjau ulang soal modal eksternal (investor),” ujar Feldman.

Dari uang yang ia kumpulkan itu, kemudian ia berinvestasi untuk memperlancar arus kas perusahaannya, digunakan untuk perekrutan, kemudian dalam hal teknologi, dan lain-lain. Dari situ bisnisnya pun mulai berkembang.

Coba beralih ke cryptocurrencies

“Apa yang terjadi ketika idemu ditolak oleh program hibah Uni Eropa, dana startup lokal, dan bahkan investor yang kamu kenal secara pribadi? Coba kamu beralih ke cryptocurrency dan menjalankan ICO (Initial Coin Offering),” kata Norm Kvilis, Founder Digipulse (layanan digital inheritance).

Cryptocurrency adalah mata uang digital yang dibuat menggunakan konsep kriptografi. Smenetara, kriptografi itu sendiri dikembangkan untuk kegiatan pertukaran informasi dan keuangan secara online. salah satu jenis cryptocurrency yang paling banyak dikenal dan diminati saat ini adalah Bitcoin.

Menurutnya, cara itu sangat berhasil untuknya. Dengan cara tersebut, ia menemukan produknya lebih cocok. Para investor sekarang tertarik untuk produknya karena masyarakat benar-benar ingin melihatnya terwujud.

Sewa apartemen

Lori Cheek, Founder dan CEO Cheekd (situs jejaring sosial dan kencan) rela couch-surfed atau tinggal dari rumah teman ke rumah lainnya, tidur pada ruang yang tersedia, ya di lantai atau di sofa, demi membangun startupnya.

Sebagian besar uangnya didapat dari menyewakan studio West Village miliknya di New York City lewat Airbnb. Sementara dirinya hampir digusur, dan akhirnya kehilangan sewa selama 5 tahun di apartemennya.

“Saya sangat baik dalam hal Airbnb, saya bahkan mulai mengelola dan membersihkan listing orang lain di NYC untuk mendapatkan uang. Pendapatan saya di Western Village Airbnb mencapai hampir USD25.000 yang semuanya langsung kembali ke bisnis saya,” ucap Lori.

Danai dari usaha lain

Jamie Thompson, Pendiri SelfieYo membangun startup jejaring sosialnya ini sejak 2015 tanpa adanya investor. Namun, ia melakukannya sambil menjalankan perusahaan konsultan yang sukses bernama Sprinklenet Labs.

Setelah berhasil dalam usaha sebelumnya yang didukung angel investor, ia kemudian menyadari bahwa untuk berikutnya, ia ingin melakukannya tanpa investor.

“Ini tidak mudah dan tuntutannya sulit, tetapi saya sangat bangga dengan apa yang telah dicapai oleh bisnis selama 3 tahun terakhir tanpa investor luar.”

Leave a Reply