Topcareer.id – Industri game kian berkembang. Para developer game berlomba-lomba menciptakan game yang bisa memuaskan para gamer, tak terkecuali game developer lokal Indonesia. Namun, sebenarnya kapan developer game bisa dikatakan sukses dalam mengembangkan game-nya?
Chief Operating Officer (COO) Ozysoft (developer game indie), Fahrurozy Yasin menjawab bahwa kesuksesan developer itu tergantung dari target setiap developer itu sendiri. Namun, ia menyebut salah satu indikasi bisa dikatakan sukses, yakni ketika sudah memperoleh profit.
Itu jadi hal yang paling minimal sebagai tolak ukur dari kesuksesan developer game. Tapi, Fahrurozy melanjutkan, hal lain yang lebih penting, yakni apakah gamer menyukai game terbitan developer tersebut atau tidak.
“Ada game yang secara penjualan sukses, dia mendapatkan profit, tapi game itu nggak disukai oleh gamer. Itu termasuk gagal,” ucap Fahrurozy ketika ditemui oleh TopCareer.id di Balai Kartini, Minggu (14/7/2019).
Ketika developer sukses secara profit, tapi tak bisa disukai gamer, maka developer itu akan gagal dan tidak dipercaya oleh para gamer saat membuat game selanjutnya. Game-nya pun gagal melantai mulus di mata para gamer.
Ia menyebut, faktor yang membuat game developer sukses profit yakni lantaran pemasaran yang baik, tapi belum tentu divisi pengembangan game-nya bisa membuat game yang mampu memuaskan para gamer. “Ya ada yang seperti itu,” ujar Fahrurozy.
Sementara itu, menurut Chief Technology Officer (CTO) Maentrus Digital Lab, Nanda, game developer dikatakan sukses jika sudah memiliki komunitasnya sendiri.
“Misal di komunitas Kaskus atau lainnya sudah membahas game tersebut, banyak diomongin sana sini lah istilahnya. Ya, menurut saya bisa dikatakan game itu sukses,” ucap Nanda.
Karena menurutnya, meraih komunitas seperti itu terasa sulit jika game developer belum bisa memuaskan para gamer. Hal itu juga, kata Nanda, yang menjadi kesulitan dalam men-develop sebuah game. Apalagi, kecenderungan seseorang bisa bosan dalam bermain game.
“Yang susah dalam developing games ya itu, yang bisa membuat orang bertahan ingin main terus. Kesulitan juga karena orang kan gampang bosan. Kalau dari game kami sendiri, kami selalu lihat review orang seperti apa.” *
Editor: Ade Irwansyah