Topcareer.id – Batik Marunda yang ikut meramaikan gelaran acara Jakarta Fashion Week 2019 (JFW) tidak lepas dari perjuangan Veronica Tan dalam menggagas pelatihan membatik disana sejak 2014 lalu.
Dalam pelatihan itu Veronica bersama Irma sebagai pembina komunitas membatik rusun Marunda meminta desainer Wendy Sibarani untuk menemukan tema batik yang ikonic untuk kota Jakarta selain Ondel-Ondel. Veronica ingin sesuatu yang baru, sesuatu yang tetap bisa dikenal khalayak luas yang menggambarkan Jakarta namun bukan ondel-ondel karena sudah terlalu biasa.
Wendy pun mengerahkan seluruh kreativitasnya dan didapatlah tema yang sesuai dan tetap menggambarkan ciri khas kota Jakarta. beberapa diantaranya adalah tema kembang kelapa, ragam hias rumah betawi (gigi buaya), hingga motif burung kipasan belang. Burung endemik khas Jakarta yang hanya ada di Pulau Seribu.
Melihat pelatihannya hingga kini telah membuahkan progress yang luar biasa hingga Batik Marunda bisa ikut serta acara JFW sejak 2018 hingga sekarang JFW 2019.
Baca juga: Peringati Hari Batik, Pegawai Kantoran Ikut Fashion Show
Veronica menyampaikan harapannya. “Saya harap sesama warga Jakarta saling membantu, tetapi bukan berdasarkan rasa kasihan, saya pikir inilah hasil karya kreativitas terbaik ibu-ibu rusun Marunda, saya ingin batik Marunda maju, bisa diekspor dan Jakarta semakin dikenal memiliki batik khasnya sendiri, batik Marunda,” ujar Veronica.
Dengan banyaknya penghuni rusun Marunda sekitar 3000 orang, Irma Sinurat berharap agar para anggota komunitas mau menularkan pada seluruh penghuni untuk ikut membatik dan membesarkan Batik Marunda.
Baca juga: NES, Menceritakan Sesuatu Lewat Produk Batik
“Kalau saya kembali lagi gimana caranya batik mereka laku, saya harap banyak dikirim desainer lagi untuk membantu memperkaya tema batik Marunda,” ujar Irma.
Saat Veronica Tan ditanya bagaimana cara untuk meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap batik, Veronica menjawab, “Saya pikir sebagai orang Indonesia tentu saya tidak akan berhenti mengajak semua orang untuk mencintai batik, karena ini legacy kita masyarakat Indonesia. Saya ingin membatik itu bukan hanya skedar membatik saja, tetapi juga kita cintai, kita harus masukan pola pikir kita pada generasi muda supaya mereka menyukai batik.” *
Editor: Ade Irwansyah