Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Studi: Atasan Perempuan Lebih Baik dalam Memimpin daripada Pria

Dok. She the People

Topcareer.id – Atasan yang baik bakal bisa berperan sebagai mentor, pemimpin, juga pembimbing. Atasan yang baik sebenarnya tak tergantung berdasarkan gender. Tapi, ada penelitian yang bilang bahwa perempuan mampu jadi atasan yang lebih baik daripada pria.

Penelitian yang dipimpin oleh Profesor Oyvind L. Martinsen, Kepala Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi di BI Norwegian Business School, menilai kepribadian dan karakteristik dari hampir 3.000 manajer.

Di hampir semua bidang, mereka menyimpulkan bahwa perempuan adalah pemimpin yang lebih baik daripada rekan laki-laki mereka.

Baca juga: Perempuan Lebih Jago Main Game daripada Laki-Laki?

Perempuan mengungguli laki-laki dalam empat dari lima kategori yang diteliti: inisiatif dan komunikasi yang jelas; keterbukaan dan kemampuan untuk berinovasi; kemasyarakatan dan dukungan; serta manajemen metodis dan penetapan tujuan.

Namun laki-laki memang terlihat lebih baik daripada wanita dalam menghadapi stres terkait pekerjaan dan mereka memiliki tingkat stabilitas emosional yang lebih tinggi.

“Hasil kami menunjukkan bahwa perempuan secara alami memiliki peringkat yang lebih tinggi, secara umum, daripada laki-laki dalam kemampuan mereka untuk berinovasi dan memimpin dengan tegas dan berdampak,” kata Profesor Martinsen dalam laman Independent.

“Temuan ini menimbulkan pertanyaan yang sah tentang pembangunan hierarki manajemen dan dispensasi perempuan saat ini dalam peran pemimpin.”

Baca juga: Hak Pekerja Perempuan yang Wajib Kamu Tahu

Diharapkan hasil penelitian ini akan menantang norma di tempat kerja. Sementara orang mungkin berpikir kemajuan sedang dibuat, jumlah perempuan yang menjalankan 500 perusahaan paling kuat di Amerika Serikat turun lebih dari 12 persen tahun lalu.

“Survei menunjukkan bahwa para pemimpin perempuan mungkin goyah karena kecenderungan mereka yang lebih sering merasa khawatir  atau menurunkan stabilitas emosi,” kata rekan penulis studi, Profesor Lars Glaso.

Namun, tambahnya, ini tidak meniadakan fakta bahwa mereka jelas lebih cocok untuk posisi manajemen daripada rekan laki-laki mereka.

“Jika pembuat keputusan mengabaikan kebenaran ini, mereka dapat secara efektif mempekerjakan pemimpin yang kurang berkualitas dan merusak produktivitas.” *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply