Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

Ini Hal yang Dibenci Pewawancara pada Calon Karyawan Baru

Ilustrasi. Sumber foto: jobisjob.co.ukIlustrasi. Sumber foto: jobisjob.co.uk

Topcareer.id – Tidak hanya cara meraih perhatian pewawancara atau interviewer yang perlu kamu lakukan, kamu juga harus mengetahui hal-hal apa saja yang tidak disukai interviewer saat wawancara kerja.

Trik cara meraih perhatian interviewer atau calon bos baru pasti sudah banyak kamu pelajari saat hendak melamar pekerjaan. Namun hal yang sama pentingnya juga adalah mengetahui apa yang kira-kira tak disukai pewawancara.

Dikutip dari Monster.com, Selasa (19/11/2019) berikut ini hal-hal yang tidak disukai oleh interviewer yang perlu kamu ketahui.

Baca juga: Tak Adil, Kesempatan Wanita Dipanggil Wawancara Lebih Kecil dari Pria

Menyempatkan diri untuk menjelek-jelekan mantan bos
“Saran apa yang akan kamu berikan kepada mantan bos kamu?” Ini 100% pertanyaan jebakan. Interviewer bermaksud memberi tes pada kemampuan dirimu untuk bisa merespon pertanyaan sulit dengan tepat. Kebanyakan kandidat terjebak di sini dan menjadi menjelek-jelekan bos di kantor lamanya.

Interviewer akan mencatat respons negatif kamu sebagai jawaban yang mungkin kamu berikan. Perusahaan dan interviewer tidak akan mnyukaimu. Sejelek-jeleknya nilai mantan bos kamu di hadapanmu, interviewer dan perusahaan akan tetap memihak pada mantan bos kamu. Jagalah agar respons kamu profesional dan perhatikan pertanyaan tipuan semacam ini.

Memberi tahu interviewer saran untuk perubahan
Kadang interviewer akan bertanya kepadamu apa yang mungkin kamu ubah tentang calon bos barumu. Itu bisa menjadi peluang untuk mengeluarkan beberapa ide yang mungkin kamu miliki. Hati-hati! Memberitahu mereka hal-hal yang akan kamu ubah tentang bos di perusahaan mereka akan dianggap arogan dan menyiratkan kamu mungkin akan menjadi karyawan yang mengganggu.

Jangan pernah memberi saran tentang perusahaan jika interviewer tidak menanyakan atau memintanya. Jika diminta, jawablah dengan singkat dan konstruktif sambil menekankan bahwa kamu masih perlu banyak belajar untuk mengenal perusahaan dengan lebih mendalam.

Baca juga: Dapat Panggilan Wawancara? Ini Tips Atasi Panel Interview

Mengomentari penampilan interviewer
Apakah kamu suka atau tidak dengan penampilan interviewer kamu, simpan itu untuk dirimu sendiri. Bahkan berkomentar pada interviewer “Well, Anda terlihat baik hari ini.” tidaklah pantas. Mengomentari bagaimana penampilan orang ketika baru saja bertemu mereka bisa menjadi sinyal bahwa kamu tidak peduli dengan batasan sosial atau kasar.

Jika ingin break the ice, bertahanlah pada topik umum dan aman, seperti cuaca atau lalu lintas, sebelum memulai sesi interview.

Merendahkan perusahaan yang kamu lamar
Jika kamu membuat penilaian tentang perusahaan yang kamu lamar tampak seolah-olah fasilitasnya kurang dan teknologinya tidak semaju yang kamu harapkan, jelas kamu akan dibenci oleh interviewer. Sebaiknya kamu memberi alasan pada interviewer untuk percaya bahwa kamu adalah kandidat terbaik untuk bekerja di sana.

Temukan cara untuk berbicara tentang bagaimana kamu akan cocok untuk perusahaan, daripada menyiratkan kamu seorang pahlawan super karena menawarkan diri untuk membantu organisasi keluar dari keterbelakangan teknologi.

Datang terlambat
Ini bisa membunuhmu, tidak peduli alasan apapun mengapa itu terjadi. Keterlambatan menunjukkan salah satu dari dua hal: Tidak menghormati perusahaan atau time management yang buruk. Datang terlambat bisa mempengaruhi hasil wawancara, dan kamu harus berjuang mati-matian untuk melakukan sesi interview terbaik agar kembali dari kemunduran akibat datang terlambat.

Jika wawancaramu luar biasa bagus, kamu mungkin selamat. Tetapi setidaknya interviewer tetap sudah membencimu karena datang terlambat.

Interviewer tidak mencari alasan darimu untuk mengatakan “tidak,” tetapi hal-hal yang kamu lakukan bisa jadi mengganggu mereka sehingga kamu bisa kehilangan kesempatan untuk bekerja di perusahaan itu. Lakukanlah apa yang kamu bisa untuk memastikan mereka tidak membencimu. *

Editor: Ade Irwansyah

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply