Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Thursday, November 21, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

Ini Langkah Kemendikbud `Beberes` Guru

Dok. Kompas

Topcareer.id – Pada dasarnya, guru dan dosen dituntut untuk menemukan keunikan dari setiap anak yang kemudian dikembangkan. Sekolah bukan tempat menyeragamkan anak didik. Itu yang kini tengah digaungkan oleh pemerintah. Beberes guru pun jadi langkah konkret menuju keinginan itu.

Bahkan, hal tersebut sudah disuarakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim dalam pidatonya di Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25 November 2019. Dalam pidato itu, Nadiem mengajak guru untuk mengambil langkah nyata demi perbaikan pendidikan di Indonesia.

Baca juga: Kemendikbud Gencar Kembangkan Pendidikan Sistem Ganda

“Besok, di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda.

– Ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengar.

– Berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas

– Cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

– Temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri.

– Tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak.”

Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta tak menampik bahwa realita di lapangan sekarang belum banyak guru yang menyadari bahwa tugasnya adalah menemukan keunikan setiap siswa.

Karena itu, kata dia, mulai sekarang pemerintah mengingatkan kembali untuk sesuai dengan perintah undang-undang, bahwa pembelajaran itu harus berdasar pada satu keunikan anak.

Baca juga: Nadiem Makarim Masuk Daftar 100 Pemimpin Masa Depan Versi Time

“Yang kedua kurikulum yang dikembangkan itu berbasis juga pada lokal spesifik sehingga nggak sama antar satu sekolah dengan sekolah lain. Ini orang lupa. Kami ingatkan lagi bahwa sekolah bukan tempat penyeragaman,” ujarnya usai Diskusi Media HSBC di Jakarta, Kamis (28/11/2019).

Langkah “beberes guru” yang disampaikan Ananto di antaranya memastikan bahwa guru baru lulusan perguruan tinggi itu harus sesuai dengan kebutuhan masa depan.

Yang kedua, guru yang sekarang ini harus di-training lagi. Bahkan tak hanya cukup di-training saja, tapi terus diingatkan dan dibekali kemampuan terkait pembelajaran yang berbasis pada keunikan siswa.

“Kami ingin guru-guru yang anak-anak muda nantinya menjadi influencer untuk guru-guru yang lain. Nggak mungkin pemerintah itu men-training 3 juta guru, maka yang akan kita lakukan nanti ToT (Modul Training of Trainer),” ucap dia. *

Editor: Ade Irwansyah 

Leave a Reply