Topcareer.id – Banyak teori yang menyebutkan kunci kesuksesan di antaranya yadalah kerja keras dan daya juang yang kuat. Tapi menurut penelitian, kunci kesuksesan adalah campuran faktor kognitif dan non-kognitif yang bisa membantu memprediksi keberhasilan.
Penelitian baru itu dilakukan oleh para peneliti di Universitas Pennsylvania, Universitas Duke, dan Akademi Militer Amerika Serikat. Penelitian ini diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences.
Penelitian itu menggunakan data dari lebih dari 11.000 kadet West Point di mana setiap siswa diberi skor grit (daya juang) berdasarkan pada model yang dibuat oleh psikolog University of Pennsylvania Angela Duckworth, salah satu peneliti untuk lstudi ini.
Baca juga: Ingin Sukses Terapkan Sistem Kerja Fleksibel? Kuncinya Kepercayaan
Para peneliti juga mengumpulkan data dari skor SAT atau ACT siswa, dan mengumpulkan skor dari tes kebugaran di West Point, seperti “Beast Barracks” – kursus kilat yang dijalani semua siswa ketika mereka tiba di West Point.
Baca juga: Ingin Sukses di Awal Tahun? Hindari 6 Hal Ini
“Kami mengumpulkan semua data ini sehingga kami bisa menjawab pertanyaan yang lebih pasti apakah grit memprediksi hasil keberhasilan,” kata Duckworth dalam sebuah pernyataan dalam laman The Ladders.
“Kami sekarang lebih percaya pada kesimpulan asli kami. Pada saat yang sama, kami ingin menjelajahi di mana, mungkin grit bukan faktor yang paling penting.”
Inilah uraian temuannya:
Beast Barracks
Menurut Duckworth, grit adalah komponen kunci menuju kesuksesan untuk uji coba lapangan ini. “Semakin grittier kamu, semakin kecil kemungkinan kamu putus sekolah selama waktu yang sangat mengecewakan itu.”
Kelas dan pelatihan fisik
Kemampuan kognitif adalah elemen terkuat dalam kesuksesan di dunia akademis. Sementara grit dan kemampuan fisik memiliki peran yang jauh lebih besar daripada kemampuan kognitif dalam menentukan siapa yang akan lulus dalam waktu empat tahun dibandingkan dengan siapa yang drop out.
“Pekerjaan ini menunjukkan kepada kita bahwa grit bukan satu-satunya penentu keberhasilan,” kata Duckworth. “Ya, ini sangat penting, membantu orang berjuang konsisten ketika mereka sulit, tetapi itu bukan prediktor terbaik dari setiap aspek kesuksesan.” *
Editor: Ade Irwanyah
