Topcareer.id – Menghadiri wawancara pekerjaan, pencari kerja yang baik pasti sudah menyiapkan segalanya. Tapi jangan lupakan satu hal penting: seperti apa karakter orang yang akan mewawancarai kamu dan bagaimana menghadapinya?
Karena begitu kamu masuk dan duduk di dalam ruangan, semuanya sangat bergantung pada si pewawancara. Bagaimana menghadapi pewawancara, kenali dulu karakternya. Karena bukan mereka yang harus menyesuaikan diri, tapi kamu!
1.Bersahabat
Ini tipe pewawancara yang memperlakukan kamu seperti seorang teman. Saat masuk senyumnya lebar, jabatan tangannya antusias, dan sering menanyakan pertanyaan personal yang keluar dari topik wawancara. Tipe pewawancara seperti ini sangat memberi kesempatan bagi kamu agar tenang dan relaks saat menjawab.
Kamu bisa menunjukkan kemampuan dengan cara yang santai. Tapi ingat, sesantai-santainya wawancara, jangan sampai terjebak dalam percakapan pribadi yang terlalu mendalam. Jangan sampai ada curhat colongan!
Baca juga: Kebohongan Ini Boleh Kamu Lakukan Saat Wawancara Kerja
2. Interogator
Saat kamu masuk ke ruangan, tak banyak basa-basi. Kamu langsung diberondong sejumlah pertanyaan, langsung ke sasaran. Sebaiknya kamu sudah benar-benar siap dengan jawaban yang bagus dan mengenai sasaran juga. Jangan berharap akan mendapat petunjuk atau bantuan saat menjawab. Berharap saja pertanyaan selanjutnya bisa dijawab dengan mudah.
3. Si sibuk
Saat mewawancarai, dia sibuk mengecek surel, membalas SMS, menjawab telepon masuk, dan tak terlalu fokus dengan apa yang kamu katakan. Pewawancara seperti ini mungkin sedikit mengesalkan karena kesannya Anda bicara sendirian. Tapi hati-hati, jangan terlena dengan segala kesibukannya. Sebaiknya tetap fokus dan berikan jawaban terbaik, karena diam-diam mereka sangat memperhatikan kamu.
4. Si melantur
Saat kamu deg-degan menerima pertanyaan, si pewawancara malah bicara ngalor-ngidul dan terkadang melontarkan banyolan-banyolan tak penting. Pewawancara seperti ini kadang bikin ilfil karena sikapnya kurang profesional. Yang perlu kamu lakukan saat menghadapi pewawancara seperti ini, tetaplah berada pada zona nyaman. Lagi-lagi, jangan terpancing menimpali pembicaraan-pembicaraan tak serius yang berpotensi merusak konsentrasi.
