Buat perencanaan
Meski jatah cuti masih panjang, tak ada salahnya membuat perencanaan untuk menghadapi berakhirnya cuti. Mulailah menyusun rencana bagaimana nantinya mengurus si kecil selagi kamu bekerja. Pastikan siapa yang akan mengurus anak, susun rutinitas si kecil, termasuk jadwal pemberian ASI.
Jika menggunakan jasa babysitter, segera cari orang yang tepat dan bisa dipercaya agar bisa meninggalkan si kecil dengan tenang. Meninggalkan bayi di tangan orang dekat seperti keluarga biasanya lebih memberikan perasaan tenang.
Baca juga: Lakukan Persiapan Ini Sebelum Cuti Melahirkan Usai
Nikmati waktu yang ada
Inilah saat-saat paling intim bagi ibu dan bayi; ketika si ibu bisa memberikan ASI eksklusif kapan pun, memperhatikan tumbuh kembang si kecil, hingga melakukan komunikasi dan mengenali karakter si buah hati.
Memang, masa-masa ini juga paling melelahkan. Pola tidur terganggu akibat harus sering bangun tengah malam untuk memberi ASI atau mengganti popok, belum lagi kelelahan mengurus segala keperluan si kecil. Nikmatilah saat-saat cuti kamu. Sesungguhnya ini kenikmatan tiada tara bagi ibu juga bayi.
Tetap jalani peran sebagai ibu
Yang perlu dipahami, kembali bekerja bukan berarti mengurangi perhatian dan kasih sayang untuk si kecil. Kamu bisa tetap melakukannya meski terpotong jeda waktu bekerja.
Baca juga: Hamil dan Bekerja? Ini 3 Tanda Kamu Harus Cuti
Apa saja yang bisa dilakukan para ibu bekerja untuk si kecil selagi bekerja di kantor?
- Tetap berikan ASI eksklusif. Bekerja bukan lagi halangan. Anda bisa melakukan pumping atau memompa ASI dan menyimpannya dalam botol sebelum nantinya diberikan untuk si kecil.
- Kamu tentunya yang paling tahu bagaimana situasi dan kondisi di kantor. Sesuaikan diri dengan kondisi kantor agar bisa memompa ASI dengan nyaman. Cari ruangan khusus, juga siapkan peralatan pendukung seperti botol susu dan termos es jika di kantor tak tersedia kulkas.
- Selalu cek kondisi buah hati di rumah dengan menelepon. Tanyakan bagaimana kondisi si kecil kepada orang yang kamu percaya untuk merawatnya. Dengan begini kamu tetap bisa memantau apa saja yang terjadi dengan anak meski tak bersamanya.
- Fleksibel dan siaga menghadapi kondisi-kondisi darurat. Ketika si kecil mendadak sakit, misalnya, kamu harus segera mengetahui tindakan apa yang harus diambil. * Diolah dari berbagai sumber