TopCareerID

Keluar dari Zona Nyaman Bisa Dimulai dari Hal Kecil Ini

Sumber foto: oxyfresh.com

Sumber foto: oxyfresh.com

Topcareer.id – Mungkin ada di antara kamu yangs udah baca buku manajemen bisnis yang ditulis Spencer Johnson, MD berjudul Who Moved My Cheese. Buku ini bisa jadi contoh tentang perihal berada di zona nyaman.

Buku ini bercerita tentang dua tikus yang hidup dalam sebuah labirin keju. Tikus pertama selalu berpikiran, suatu saat keju di tempat mereka tinggal akan habis. Karenanya ia menjaga stamina dan kesadaran jika sewaktu-waktu keju habis, ia siap mencari tempat lain. Sedangkan tikus kedua begitu yakin, sampai kiamat pun persediaan keju di tempatnya tinggal tak akan pernah habis.

Saat persediaan keju makin menipis, tikus pertama mengajak temannya meninggalkan sarang dan mencari keju di tempat lain. Tikus kedua menolak, dengan keyakinan keju itu hanya dipindahkan sementara dan pasti akan dikembalikan. Ia nyaman dengan tempat tinggalnya dan memutuskan menunggu keju itu kembali sampai akhirnya mati kelaparan. Sedangkan tikus pertama berhasil menemukan tempat tinggal lain yang penuh keju, bahkan lebih banyak.

Baca juga: Ingin Keluar dari Zona Nyaman? Begini Caranya

Pesan moral kisah ini jelas, jangan sekali-kali merasa nyaman di suatu tempat hingga lupa mengembangkan diri dan siap menghadapi perubahan serta tantangan yang lebih besar. Mereka yang nyaman di suatu posisi dan tidak punya keinginan mencari tantangan lain, akan mati digilas waktu.

Nah, pertnyaannya, bagaimana dengan kamu? Apakah kamu termasuk orang yang berani melakukan perubahan?

Inisiatif sendiri

Begini, keluar dari zona nyaman bukan berarti kamu harus membuat tindakan signifikan seperti yang pindah kerja. Berani mencoba hal-hal baru, mengerjakan proyek baru, dan tertarik menerima tantangan baru pun termasuk keluar dari zona nyaman.

Masalahnya, kebanyakan orang tidak bisa atau ragu-ragu dalam mencari celah untuk keluar dari zona nyaman. Tentu saja pertanyaan yang menyertai, apakah keluar dari zona nyaman akan memberi keuntungan bagi karier? Bagaimana jika tidak? Lalu bagaimana cara memulainya?

Baca juga: Jangan Takut Tinggalkan Zona Nyaman, Bekali Dirimu 5 Hal Ini

Ada kalanya perusahaan bertanggung jawab mendorong para pegawainya agar keluar dari zona nyaman melalui program pengembangan atau rotasi kerja. Perusahaan macam begitu bagus. Tapi mungkin tak semua perusahaan seperti itu. Keluar jadi zona nyaman bisa jadi harus datang dari inisiatif sendiri.

Artinya, sebenarnya semuanya tergantung pada diri kamu sendiri, apakah tertarik keluar dari zona nyaman dan membuat langkah ke depan dalam karier.

Namun yang perlu diperhatikan, sebelum memutuskan keluar dari zona nyaman, ada baiknya mempelajari kelebihan dan kekurangan diri agar tak salah langkah.

Baca juga: 7 Kebiasaan Agar Tetap Berada pada Performa Puncak

Bagaimana caranya?

“Dekati atasan kamu. Terimalah proyek baru yang memberi kesempatan mengembangkan kemampuan lain, termasuk soal kepemimpinan dan kemampuan mengatur proyek,” saran Amy Hutchens, Konsultan Ahli Strategi Bisnis dikutif Huffington Post.

Lalu, keluar jadi zona nyaman juga bisa dimulai dari hal-hal kecil. “Termasuk makan siang dengan orang-orang baru, mulai sekarang dan seterusnya. Salah satu strategi yang saya rekomendasikan kepada klien saya. (Strategi) ini menantang para pekerja untuk berani makan siang — atau sekedar mengopi — dengan orang-orang baru setiap minggu sepanjang tahun. Bangunlah jaringan, berbagilah soal tujuan karier, dengan begini energi berkarier akan terisi penuh,” kata Marsha Egan, CEO Firma Pelatihan Profesional The Egan Group Inc.

Bisa juga mengembangkan kemampuan diri. Misalnya, banyak orang takut bila harus bicara di depan umum, misalnya. Temukan cara meningkatkan kemampuan penting seperti itu. Tawarkan diri untuk maju sebagai pembicara dalam seminar atau pertemuan dengan klien baru di perusahaan. *

Exit mobile version