TopCareerID

Kisah Chaerul, Montir Motor Perakit Pesawat Hingga Bertemu KSAU

Chaerul dan KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna. (foto: Hilda/Topcareer.id)

Topcareer.id – Nama Chaerul viral lantaran montir motor asal Pinrang ini mampu merakit pesawat swayasa ultralight dengan peralatan dan bahan seadanya. Setelah beberapa kali uji coba, pesawat ala montir motor Chaerul mampu terbang di atas ketinggian 10-12 meter.

Tak ada yang menyangka, dengan material seadanya, pesawat rakitan Chaerul bisa terbang. Apalagi ia hanya belajar lewat internet dan Youtube. Uji coba terbang tak cukup sekali. Rusak, kemudian perbaiki lagi. Modal yang dihabiskan pun tak sedikit.

“Kalau belajarnya itu singkat, tapi perakitannya cukup lama, sambil belajar juga. Lima kali percobaan terbang, setiap kali uji coba rusak lagi, terus perbaiki lagi,” ucap Chaerul kepada awak media di Mabesau, Cilangkap, Selasa (21/1/2020).

Ia mengaku material yang digunakan untuk membuat pesawat tersebut terbang, didapatnya dari lingkungan sekitar saja, banyak malah barang bekas.

Baca juga: Pilih Posisi Ini di Pesawat agar Dapat Pelayanan Terbaik

Roda didapatnya dari gerobak pengangkut pasir. Untuk sayap terbuat dari parasut bekas yang kerap dijadikan selimut mobil. Juga mesin pesawat dengan mesin motor Kawasaki Ninja RR 150 cc. Ia merakit pesawat itu bersama dua orang rekan montirnya hingga menghabiskan biaya tidak sampai Rp 30 juta.

“Yang paling susah tuh (mengerjakan) bagian sayap dan mesin. Susah karena itu bagian untuk menyeimbangkan. Pergantian sayap itu sampai tiga kali,” ucap dia.

Pesawat rakitan Chaerul berhasil terbang. (dok. istimewa)

Montir dari kecil

Chaerul tercatat sebagai warga Kelurahan Pallameang, Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Chaerul memang dibesarkan oleh keluarga yang paham ilmu permesinan. Bahkan pekerjaan montir yang ia geluti barawal dari kegiatan membantu orangtuanya sehari-hari.

Ayahnya bernama La Bangnga seorang perakit mesin. Keahlian ayahnya itu menurun ke Chaerul kecil. Sejak kecil ia sudah akrab dengan bengkel dan mesin-mesin motor.

“Malah umur 3 tahun saya sudah megang kunci-kunci. Sudah dekat dengan permesinan sejak kecil,” ujar Chaerul.

Baca juga: Mau Liburan Naik Pesawat? Perhatikan 8 Hal Penting Ini

Montir yang bahkan tak tamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) itu kini mampu membuat pesawat yang sukses terbang pertama kali di pantai Ujung Tape, Kecamatan Mattiro Sompe, Pinrang, pada Rabu (15/1/2020) kemarin.

Diundang KSAU

Keberhasilan Chaerul merakit dan menerbangkan pesawatnya itu membuat ia diundang ke Jakarta untuk bertemu dengan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna, Selasa (21/1/2020). Marsekal Yuyu sangat mengapresiasi Chaerul dengan keinginan besarnya terkait kedirgantaraan.

Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna dan Chaerul. (foto: Hilda/Topcareer.id)

Marsekal Yuyu mengatakan bahwa TNI AU akan membina potensi yang dimiliki oleh Chaerul dan mengirimnya ke Landasan Udara Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan. Kecintaan dirgantara yang dimiliki Chaerul akan terus dipupuk, namun lebih terarah.

“Saudara Chaerul ini salah satu yang mempunyai keinginan besar soal dirgantara. Saya sangat mengapresiasi keinginannya, terus dikembangkan di bawah pengawasan Lanud di Makassar Hasanuddin,” ujar Marsekal Yuyu.

Baca juga: Dirjen Hubud: Selalu Teliti dan Bijak Saat Membeli Tiket Pesawat

Ia lebih lanjut menyampaikan bahwa bakat yang dimiliki Chaerul sudah sangat bagus. Namun, pesawat rakitan Chaerul itu tetap saja penuh dengan risiko yang bahkan bisa merugikan diri sendiri dan orang lain. Itu yang nanti jadi perhatian TNI AU.

“Saya akan arahkan melalui Lanud di sana, supaya paham betul. Oh pesawat tuh membuatnya begini, ada kelayakan terbang dan sebagainya.”

Untuk mengetahui persoalan terkait kedirgantaraan, serta mengembangkan hobi merakit pesawatnya itu, Chaerul rencananya akan dibawa menjadi anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI).

“Kebetulan KSAU juga sebagai Ketum PB FASI, salah satu cabangnya ada di sini, dari aeromodeling pembuatan pesawat yang kecil, hingga pembuatan (pesawat) swayasa. Nah, nanti masuk ke situ, sehingga nanti dibawa, dan diarahkan untuk mencintai dirgantara di bawah FASI,” ujar Marsekal Yuyu. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version