Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Bahaya Ageisme pada Pekerja yang Lebih Tua di Kantor

Ilustrasi hindari jawaban "saya tidak tahu" saat berbicara dengan atasan - bos - pimpinan.Ilustrasi hindari jawaban "saya tidak tahu" saat berbicara dengan atasan - bos - pimpinan. (Dok. iStock)

Topcareer.id – Menjadi korban diskriminasi di kantor tak pernah jadi hal yang baik, begitu juga diskriminasi usia atau yang kerap disebut ageisme. Diskriminasi usia nyata terjadi di perkantoran, bahkan menjadi fenomena global.

Para peneliti di Yale School of Public Health menemukan bahwa orang tua di hampir 50 kota, wilayah dan lima benua menjadi sasaran diskriminasi usia yang merusak kesehatan mereka.

Penelitian, yang mencakup lebih dari 7 juta orang berusia 50 tahun ke atas, menemukan bahwa bias terhadap usia memiliki hasil yang berbahaya baik dari segi kesehatan dan kesejahteraan.

Untuk penelitian yang diterbitkan dalam PLOS ONE pada Januari itu, para peneliti Universitas Yale menganalisis 422 studi dan menemukan bukti efek buruk diskriminasi usia pada kesehatan orang tua di 96% dari semua studi.

“Dampak yang didokumentasikan oleh tim kami menunjukkan perlunya inisiatif untuk mengatasi ageisme,” kata Profesor Yale Becca Levy dalam siaran pers, dikutip dalam laman The Ladders.

Levy dan timnya fokus pada ageisme tingkat struktural dalam penelitian ini, termasuk akses ditolak ke perawatan kesehatan. Studi ini juga mencakup ageisme level individu, yang sering terlihat di tempat kerja di mana stereotip usia negatif memicu stres yang mempengaruhi kesehatan orang tua.

Temuan Levy dan tim menunjukkan hasil yang mengerikan, terutama dengan kondisi kesehatan mental seperti depresi dan harapan hidup yang lebih pendek. Berikut 11 penilaian terkait dengan kesehatan yang memburuk karena ageisme:

  • Pengecualian dari penelitian kesehatan
  • Merendahkan kehidupan orang tua
  • Peluang kerja kurang
  • Akses ditolak untuk perawatan kesehatan
  • Harapan hidup lebih pendek
  • Kualitas hidup dan kesejahteraan yang buruk
  • Perilaku kesehatan yang berisiko
  • Hubungan sosial yang buruk
  • Penyakit fisik
  • Penyakit kejiwaan
  • Gangguan kognitif

Sebagian besar poin ini terlihat di seluruh studi termasuk ageisme pada orang tua yang ditolak perawatan kesehatan, yang terlihat di 85% dari studi.

Ageism dalam kondisi kejiwaan ditemukan di 95% dari studi untuk kondisi seperti depresi, dan kondisi kesehatan lainnya seperti harapan hidup yang lebih pendek.

“Penelitian kami menyoroti pentingnya mengenali pengaruh ageisme pada kesehatan. Kebijakan untuk meningkatkan kesehatan orang tua harus memperhitungkan ageisme,” kata E-Shien Chang, seorang mahasiswa doktoral di Sekolah Kesehatan Masyarakat Yale, dan penulis pertama studi tersebut.

Leave a Reply