Topcareer.id – Li Wenliang, seorang dokter China yang mencoba mengeluarkan peringatan pertama tentang wabah virus korona yang mematikan, meninggal dunia. Ia tertular virus saat bekerja di Rumah Sakit Pusat Wuhan.
Li Wenliang telah mengirimkan peringatan kepada sesama petugas medis pada 30 Desember 2019 soal wabah itu, tetapi polisi mengatakan kepadanya untuk berhenti membuat komentar palsu.
Rumah sakit mengkonfirmasi kematian Dr. Li Wenliang dalam sebuah posting di Weibo, versi China dari Twitter: “Seorang ophthalmologist, Li Wenliang dari rumah sakit kami, yang sayangnya terinfeksi selama perang melawan epidemi pneumonia dari infeksi coronavirus baru, gagal setelah semua upaya, dan meninggal pada pukul 2:58 pada tanggal 7 Februari 2020. Kami sangat menyesali dan meratapi ini.”
Baca juga: Saran Ahli: Cara Ini Lebih Baik Cegah Korona daripada Pakai Masker
Organisasi Kesehatan Dunia juga men-tweet bahwa “sangat sedih” dengan kematian Li. “Kita harus merayakan hidupnya dan meratapi kematiannya bersama rekan-rekannya,” kata Dr. Mike Ryan, kepala Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, menanggapi pertanyaan selama konferensi pers WHO.
Dia menambahkan bahwa organisasi itu sangat sedih mendengar kematian Li karena virus itu. Namun, WHO kemudian mengklarifikasi bahwa mereka tidak memiliki informasi tentang status Li.
Kemudian, Rumah Sakit Pusat Wuhan, tempat Li bekerja dan dirawat, awalnya merilis pernyataan di saluran media sosial Weibo yang bertentangan dengan laporan kematiannya.
Baca juga: Virus Korona Bisa Jadi Wabah Tahunan
“Dalam proses memerangi virus korona, dokter mata dari rumah sakit kami Li Wenliang sayangnya terinfeksi. Dia sekarang dalam kondisi kritis dan kami melakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya,” katanya. Rumah sakit mengkonfirmasi kematiannya dalam pernyataan berikutnya.
Li bekerja sebagai dokter mata (ophthalmologist) di kota Wuhan (pusat wabah) menurut sebuah laporan di The New York Times awal bulan ini, yang mengatakan dia dan istrinya, memiliki satu anak, mengharapkan anak kedua mereka.
Li mengatakan kepada surat kabar melalui pesan teks bahwa harusnya bisa jauh lebih baik jika pejabat China mengungkapkan informasi tentang epidemi lebih dini. “Seharusnya ada lebih banyak keterbukaan dan transparansi,” katanya.
Virus ini telah menewaskan 636 orang dan menginfeksi 31.161 di daratan China, menurut angka terbaru Komisi Kesehatan Nasional. Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan jumlah pasien yang terinfeksi yang dipulangkan dan disembuhkan mencapai 1.153. Tidak ada perincian yang diberikan, tetapi kasus yang lebih ringan terlihat pada orang yang lebih muda dan lebih sehat. *
Editor: Ade Irwansyah