Topcareer.id – Muhyiddin Yassin, mantan menteri dalam negeri Malaysia dilantik sebagai perdana menteri Malaysia pada hari Minggu (1/3/2020) di tengah protes dari mantan pemimpin negara itu Mahathir Mohamad (94) yang kalah untuk mendapatkan kekuasaan.
Muhyiddin dipilih langsung oleh Raja Malaysia, yaitu Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah. Raja Malaysia dalam rilis Istana Kerajaan Malaysia menilai Muhyiddin sebagai sosok yang pas memimpin Malaysia saat ini.
Dikutip dari Theguardian.com, Senin (02/03/2020) Mahathir, yang pernah menjadi pemimpin tertua di dunia, menggambarkan penunjukan Muhyiddin sebagai ilegal dan mengatakan istana telah menolak untuk mendengarkannya. “Kita akan melihat seorang pria yang tidak memiliki dukungan mayoritas menjadi perdana menteri,” kata Mahathir. Ia juga menambahkan Muhyiddin adalah sosok penghianat partai dan negara yang sebenarnya.
Muhyiddin mengandalkan dukungan dari UMNO, bekas partai Mahathir yang terperosok dalam skandal korupsi dan kalah dalam pemilu sebelumnya, serta partai Islam fundamentalis yang mendukung hukum Islam yang ketat. Penunjukannya menyusul ketidakpuasan yang tumbuh di antara banyak orang mayoritas Melayu, yang menuduh aliansi penguasa sebelumnya mengalah untuk kepentingan Cina.
Sekitar 60% populasi Malaysia adalah Muslim etnis Melayu, sementara negara ini juga memiliki komunitas etnis Tionghoa dan India yang besar.
Di bawah pemerintahan Muhyiddin diharapkan untuk menampilkan lebih banyak orang Melayu di posisi-posisi kunci dan menjadi lebih konservatif secara agama.
Berdarah Indonesia
Siapakah Muhyiddin? Pria kelahiran Muar, 15 Mei 1947 ini disebut memiliki keturunan Bugis dan Jawa dari ayah dan ibunya, yaitu Muhammad Yasin dan Khadijah.
Menempuh pendidikan di Sekolah Kebangsaan Maharani, Muar, Johor dan Sekolah Kebangsaan Ismail Johor. Kemudian melanjutkan studi ke perguruan tinggi Universitas Malaya, Kuala Lumpur, dan menerima gelar sarjana di bidang ekonomi dan studi Melayu pada 1971.
Muhyiddin pernah menjabat Menteri Kepala Bagian Selatan di Johor pada 1986 hingga 1995. Ketika itu dia masih bergabung dengan Partai Organisasi Persatuan Bangsa Melayu (Umno).
Sempat juga menjabat wakil PM pada 2009 hingga 2015. Muhyiddin diberhentikan pada Juli 2015 karena lantang menyuarakan kritik terhadap skandal 1MDB yang menjerat PM Najib Razak.
Muhyiddin dan Mahathir sama-sama berasal dari Partai Bersatu, tetapi Mahathir kurang sependapat dengan Muhyiddin. Ini karena Muhyiddin mau berkoalisi dengan partai oposisi, terutama UMNO. *