Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Wednesday, December 4, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Belanda Lockdown Akibat Corona, Penduduk Antre Beli Ganja

Antrian penduduk Belanda beli ganja. (dok. Daily Mail)

Topcareer.id – Alih-alih berburu kebutuhan pokok sehari-hari, penduduk negara Belanda justru banyak yang lebih rela antre di depan kafe ganja untuk stok di rumah setelah pemerintah mengumumkan akan melakukan lockdown akibat pandemi virus corona covid-19.

Para konsumen di Amsterdam, Eindhoven dan Den Haag berbaris dalam antrian yang cukup panjang di kafe yang menjual ganja. Staf kafe telah menyiapkan jalur terpisah untuk pembayaran uang tunai dan kartu saat pelanggan bergegas memesan ganja.

Dikutip dari Dailymail.co.uk, Rabu (18/3/2020) Belanda memang memiliki kebijakan untuk melegalkan penjualan ganja.

Sementara itu, simbol populer lain dari negeri Belanda juga kena dampak wabah corona. Klub-klub seks di Red District Amsterdam diperintahkan untuk tutup pada pukul 6 sore.

Antrian pembelian ganja bertambah panjang dalam beberapa menit setelah menteri kesehatan dan pendidikan Belanda mengadakan konferensi pers di televisi dan mengumumkan penutupan banyak bisnis, bersama dengan semua sekolah Belanda.

Baca juga: Panduan Belanja Saat Terjadi Lockdown karena Pandemi Virus Corona

“Untuk mungkin selama dua bulan ke depan kita tidak bisa mendapatkan ganja, jadi sebaiknya bisa menyenangkan saat berada di rumah,” kata seorang pembeli ganja di Den Haag.

Para pelanggan berbaris tertib untuk mendapatkan ganja, dan mereka tetap mencoba hingga saat-saat terakhir kedai kopi atau kafe masih buka.

Ganja secara teknis ilegal di Belanda, tetapi pemerintah mendekriminalisasi kepemilikan kurang dari lima gram (0,18 ons) zat tersebut pada tahun 1976 di bawah kebijakan yang disebut ‘toleransi’.

Antrian ganja tetap ramai meskipun Menteri Kesehatan Bruno Bruins membuat permintaan kepada orang-orang Belanda selama konferensi pers hari Minggu (15/3), dengan mengatakan: “Jangan menimbun ganja. Itu tidak perlu.” *

Editor: Ade Irwansyah

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply