Topcareer.id – Belanda telah menarik 600.000 masker wajah yang diproduksi di China karena tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan Uni Eropa, kata kementerian kesehatan pemerintah Belanda pekan lalu.
Berita ini tentu mengejutkan para staf medis garis depan di Belanda, yang selalu mengandalkan produk-produk berkualitas tinggi untuk melindungi mereka dari tertular Covid-19.
Pemerintah Belanda menyampaikan sudah setengah dari pengiriman sebanyak total 1,3 juta masker wajah top-of-the-line yang dikenal sebagai N95 di Amerika Serikat dan Hong Kong telah didistribusikan kepada dokter dan perawat yang merawat pasien Covid-19 yang paling kritis.
Masker N95 dikenal sebagai FFP2 di Eropa atau KN95 di daratan China. Masker ini memainkan peran penting dalam perawatan kesehatan, karena mampu memblokir lebih dari 90 persen partikel di udara yang mungkin membawa virus corona.
Baca juga: Pesohor Dunia yang Meninggal Karena Virus Corona
Peralatan medis lain juga bermasalah
Mengutip Today.line.me, Selasa (31/3/2020) Belanda bukan negara Eropa pertama yang memiliki masalah dengan peralatan medis terkait corona yang diproduksi di China.
Pekan lalu, Spanyol mengumumkan bahwa ratusan ribu alat rapid test yang dikirim oleh perusahaan China tidak dapat diandalkan, menyusul laporan serupa di Republik Ceko.
Menurut Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan, dan Olahraga Belanda, masker tidak pas dan filter tidak berfungsi dengan baik.
Baca juga: Wabah Corona Picu Jatuhnya Industri Garmen, Pekerja Asia dalam Ancaman
Kementerian diberitahu oleh inspektur kesehatan bahwa kualitas pengiriman ini tidak memenuhi kriteria (kualitas) produk. “Sebagian dari pengiriman ini dikirim ke penyedia layanan kesehatan, sementara sisa kargo segera ditahan dan tidak didistribusikan lebih lanjut,” kata pihak kementerian.
Tes kedua juga menunjukkan bahwa masker tidak memenuhi standar kualitas. Sekarang telah diputuskan bahwa seluruh pengiriman alat kesehatan tidak akan digunakan sebelum menjalani tes tambahan.
Masalah dengan masker ini pertama kali ditemukan oleh rumah sakit yang menerimanya, petugas kesehatan menemukan masker tidak pas dan tidak bisa terpasang dengan benar, hal ini menimbulkan keraguan pada kualitas produk China.
Masker wajah FFP2 seharusnya memiliki efisiensi filter sebesar 92 persen, menurut standar Eropa. Jika masker tidak pas, partikel virus dapat dengan mudah melewati masker.
Madrid (Spanyol) berhenti menggunakan rapid test kid Covid-19 yang dibuat oleh sebuah perusahaan China setelah penelitian menunjukkan itu tidak cukup akurat.
Sementara perusahaan China mengklaim test kit-nya memiliki tingkat akurasi 80 persen, Divisi Penyakit Menular dan Mikrobiologi Klinis Spanyol menemukan bahwa mereka mendapatkan hasil hanya 70 persen. *
Editor: Ade Irwansyah