TopCareerID

FBI Peringatkan, Meeting Video Lewat Zoom Rawan Hacker

Sumber foto: JalanTikus

Sumber foto: JalanTikus

Topcareer.id – Selama masa pandemi global Covid-19, perusahaan memberi kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Untuk menggelar rapat banyak yang menggunakan teknologi meeting online.

Namun Biro Penyelidik Federal AS (FBI) kemarin memperingatkan bahwa para hacker telah banyak membajak konferensi video dan ruang kelas daring pada software populer Zoom. Ini jadi tren menakutkan yang muncul di tengah pandemi virus corona.

“FBI telah menerima banyak laporan tentang konferensi yang diganggu oleh gambar-gambar porno dan / atau kebencian dan bahasa yang mengancam,” kata agen FBI di Boston.

Baca juga: Pandemi Corona Bikin Aplikasi Meeting Zoom Laris Manis

Mengutip Fcw.com, Rabu (1/4/2020) FBI memperingatkan pengguna platform konferensi video Zoom untuk melindungi diri dari “pembajakan VTC (video teleconference)” dan “Zoom bombing” oleh orang luar yang berniat membuat ancaman secara ofensif.

Menurut FBI Divisi Boston, dua sekolah menengah Massachusetts melaporkan contoh dari individu yang membobol kelas online mereka pada akhir Maret yang dilakukan melalui software telekonferensi Zoom.

Dalam satu kejadian, kata FBI, seorang individu tak dikenal masuk ke kelas konferensi video dan meneriakkan kata-kata kotor serta alamat rumah guru. Di sekolah lain, ada laporan seseorang yang tidak dikenal dengan tato swastika (lambang Nazi) melakukan panggilan ke kelas konferensi video Zoom.

Agen Khusus FBI, Doug Domine mengatakan kepada FCW bahwa peserta yang tidak sah bukan hanya masalah pada platform Zoom. “Penyedia lain memiliki platform yang sama,” katanya, yang sama-sama rentan terhadap gangguan seperti itu jika disalahgunakan.

Baca juga: Kominfo Hadirkan Aplikasi Khusus untuk Lacak Pasien Covid-19

Saat telework meluas di seluruh AS, pengguna baru yang tidak terbiasa dengan tindakan pencegahan keamanan dapat secara tidak sengaja mengekspos konferensi video mereka kepada peserta yang tidak sah.

“Organisasi harus memiliki kebijakan untuk VTC” dan perangkat lunak terkait, serta pelatihan tentang cara menggunakannya, kata Domine. Passowrd untuk sesi individu harus digunakan, bahkan untuk audio,” katanya. “Semakin besar grup, semakin besar kemungkinan pihak luar untuk masuk tanpa izin.”

Tanggapan dari Zoom di halaman berikut>>

Tanggapan dari Zoom

“Kami memperlakukan keamanan rapat Zoom dengan serius dan kami sangat sedih mendengar tentang insiden yang melibatkan jenis serangan ini,” kata juru bicara Zoom kepada FCW dalam email. “Untuk hosting yang besar, pertemuan grup publik, kami sangat menganjurkan host untuk meninjau pengaturan mereka dan mengonfirmasi bahwa hanya host yang dapat membagikan tampilan layar mereka.

Untuk hosting yang mengadakan pertemuan pribadi, proteksi password selalu aktif secara default dan disarankan agar pengguna tetap menggunakan perlindungan dengan password untuk mencegah pengguna yang tidak diundang bergabung.

Platform Zoom untuk Pemerintahan digunakan pada jadwal Administrasi Layanan Umum dan juga memiliki tingkat moderat Program Manajemen Risiko dan Otorisasi Federal lembaga tersebut. Menurut perusahaan, Zoom disponsori dalam proses persetujuan FedRAMP oleh Departemen Keamanan Dalam Negeri. Otorisasi memungkinkan agen dan kontraktor federal untuk secara aman menggunakan Zoom untuk pertemuan video pemerintah dan integrasi API.

Baca juga: 8 Aplikasi Ini Bisa Bantu Atasi Masalah Insomnia

Produk standar Zoom memiliki banyak pengguna baru di lingkungan sekolah umum, karena CEO perusahaan Eric Yuan menghapus batasan waktu pada aplikasi untuk sekolah dasar dan menengah ketika pandemi COVID-19 memaksa seluruh fasilitas sekolah di AS tutup.

Seorang pejabat perusahaan mengatakan bahwa Zoom tidak menawarkan end-to-end encryption yaitu mengenkripsi data antara user end points. Konten konferensi video yang diselenggarakan oleh Zoom bisa terlihat oleh perusahaan itu sendiri.

FBI mengeluarkan kiat untuk menghindari peretasan, termasuk membuat rapat atau ruang kelas di Zoom pribadi, tidak berbagi tautan konferensi di media sosial dan mengelola opsi berbagi layar sehingga hanya tuan rumah (host) yang dapat menampilkannya. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version