Topcareer.id – Pada 14 Maret 2020 lalu, Presiden Joko Widodo menganjurkan masyarakat Indonesia untuk melakukan proses pembelajaran di rumah dan bekerja dari rumah sebagai upaya mencegah penularan Covid-19. Sejak saat itu beberapa perguruan tinggi di Indonesia mulai menerapkan kuliah daring secara serentak. Jumlah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pembelajaran daring mencapai 58 kampus.
Berdasarkan data dari Aliansi Penyelenggara Perguruan Tinggi Indonesia atau Apperti jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan kebijakan masing-masing pengelola perguruan tinggi di Indonesia yang mulai menerapkan pembelajaran di rumah.
Sementara itu jauh sebelum merebaknya virus corona, Kemenristekdikti telah mulai melakukan terobosan pendidikan melalui penerapan Sistem Pembelajaran Daring Indonesia (SPADA) yang telah diluncurkan sejak tahun 2014. Karenanya penerapan kuliah daring saat ini bukan jadi hal baru bagi mahasiswa.
Baca Juga: Mau Ambil Kuliah Online? Ini 5 Kampus Terpilih Yang Oke
Program kuliah daring ini memerlukan sistem telekomunikasi interaktif yang menghubungkan keduanya seperti smartphone, laptop, komputer, dan tentu media komunikasi tersebut harus tersambung dengan jaringan internet.
Kuliah daring ini diharapkan dapat menjadi alternatif untuk mahasiswa zaman now agar tetap mendapatkan pengetahuan dimana pun walau terpisahkan dengan jarak. Apalagi di tengah masa pandemi wabah virus corona saat ini, yang memaksa semua orang termasuk mahasiswa untuk melakukan social distancing. Pada dasarnya masa kuliah juga dapat digunakan untuk menggali potensi dan keterampilan mahasiswa dalam berbagai bidang di luar bidang akademik.
Terlebih lagi mahasiswa juga dikenal sebagai generasi yang berkontribusi dalam kehidupan di internet sebesar 75% dari mahasiswa yang memiliki akun media sosial. Apabila dibandingkan dengan generasi diatasnya yang hanya berkontribusi sebesar 50% dan sisanya sebesar 30% dari generasi Boomers. Hal ini memberi identitas yang berbeda bahwa mahasiswa zaman sekarang lebih maju dalam hal teknologi.
Baca juga: 10 perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi Kemenristekdikti Tahun 2019
Kendala Kuliah Daring
Dalam penerapan kuliah daring, ada beberapa faktor yang dapat menghambat proses pembelajaran, antara lain kendala dalam hal kualitas jaringan internet dari provider yang berbeda-beda, kebutuhan untuk menggunakan paket data atau paket internet yang melebihi biasanya, dan proses perencanaan yang panjang karena kuliah daring membutuhkan sarana, kemampuan dosen, serta materi perkuliahan yang disimpan di server dengan melalui skema yang panjang.
Sementara itu implementasi kuliah daring menunjukkan adanya keterlibatan mahasiswa dan hubungan emosional yang terbentuk dalam proses pembelajaran menjadi lebih intens dan efektif serta memberikan hasil melebihi dari yang diharapkan.
Penggunaan teknologi melalui pembelajaran digital sangat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada mahasiswa. Namun, teknologi yang digunakan pastinya tidak akan menggantikan manusia seratus persen.*
Penulis: Amira Hasna Sheiladifa
(Mahasiswa Universitas Padjadjaran, Fakultas Ilmu Komunikasi – Jurusan Hubungan Masyarakat)