Topcareer.id – Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan virus corona baru. Penyakit yang kita idap umumnya terjadi akibat kita terpapar bakteri dan virus.
Bakteri menjadi penyebab banyak penyakit paling ditakuti pada manusia, misalnya kolera, tuberkolosis, dan wabah pes. Sedangkan virus menyebabkan kita sakit ringan seperti flu atau yang kini mewabah, covid-19. Tapi bagaimana kita membedakan mana bakteri dan yang mana virus?
Dengan kasat mata kita tak mungkin bisa melihat bakteri maupun virus. Anton van Leeuwenhoek, penemu mikroskop praktis pertama, berhasil mengamati bakteri dari bendaciptaannya pada 1683.Sementara itu, baru pada 1892 virus diidentifikasi sebagai agen penyakit oleh Dmitri Iwanowsk.
Baca juga: Selain Covid-19, Ini Virus Yang Sebabkan Jutaan Nyawa Warga Dunia Melayang
Mungkin ada baiknya virus dan bakteri terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Kalau tidak, hidup kita akan menakutkan. Kita akan melihat makhluk mengerikan melayang-layang, bergoyang-goyang, melingkar-lingkar, atau merangkak di mana-mana—di udara, tanah, air, dan yang lebih buruk, di wajah dan tubuh kita. Virus corona, misalnya, berbentuk bundaran bulat dengan duri-duri.
Lebih dari 100 triliun makhluk mikroskopis, yang kebanyakan adalah bakteri dan virus, hidup di permukaan tubuh manusia. Triliunan lagi hidup dalam tubuh kita, berenang di aliran darah, menempel di sel tubuh, dan melayang-layang di dalam perut dan usus kita.
Para ilmuwan mengungkapkan bahwa di tubuh manusia ada mikroba berjumlah sepuluh kali lebih banyak daripada sel manusia.
Lalu, apa bedanya bakteri dengan virus?
Buka halaman berikutnya>>
Bakteri
Bakteri adalah makhluk yang tampaknya sederhana tapi sangat tangguh. Para ilmuwan percaya bakteri telah ada di bumi selama hampir 3,5 miliar tahun. Selama masa itu, mereka menyesuaikan diri terhadap semua jenis lingkungan, bahkan yang dapat membunuh makhluk hidup lain.
Bakteri ditemukan di dalam sungai es, di dalam sumber air panas, atau dasar samudera yang dalam dan gelap. Beberapa jenis bakteri bahkan tidak butuh oksigen. Jenis lainnya dapat hidup sangat lama meski terbungkus dalam cangkang yang mengeras.
Bakteri tak punya sistem saraf, namun bereaksi terhadap perubahan lingkungan. Bakteri dapat merasakan adanya makanan dan bergerak menuju ke arahnya. Bakteri seperti bisa mengingat selama 60 detik—cukup lama untuk ukuran masa hidupnya.
Baca juga: Virus-Virus Mematikan Di Bumi
Berdasarkan bentuknya , bakteri dibagi menjadi tiga golongan: kokus, bakteri yang berbentuk bulat; basil, bakteri yang berbentuk batang; dan spiral, bakteri ayang berbentuk spiral.
Bakteri dapat menempel satusama lain membentuk kelompok, yang mengubah sifat mereka. Diplococcus—duabakteri berbentuk bulat yangsaling menempel—menyebabkan pneumonia. Istilah yang mengacu ke dua atau lebih individu bakteri yang membentuk suatu rantai biasanya dengan strepto—. Streptococcus adalah bakteri yang menyebabkan radang tenggorokan.
Istilah yang mengacu ke bakteri yang saling menempel dalam bentuk rumpun atau gugus biasanya diawali dengan staphylo—. Beberapa infeksi serius, seperti meningitis, dapat disebabkan oleh bakteri Staphylococcus.
Pada 2006, ilmuwan menemukan bakteri bisa saling berkomunikasi. Bukan dengan suara, melainkan lewat molekul mirip feromon—zat kimia yang digunakan secara luas di dunia hewan untuk berkomunikasi. Hasil studi mengungkapkan bakteri penyebab penyakit mengirim sinyal ketika perkembangbiakkanmya mencapai titik tertentu. Sinyal itu kira-kira berbunyi: “Jumlah kita sudah cukup banyak. Ayo beraksi!”
Kini persoalannya, bagaimana memahami bahasa itu dan mengacaukan komunikasi mereka. Jika bakteri tidak saling bicara, mereka mungkin akan tetap tak berbahaya dan menyebabkan penyakit.
Buka halaman berikutnya untuk tahu tentang virus>>
Virus
Bakteri, seperti manusia, adalah makhluk hidup yang bisa makan, berbiak, dan tampaknya berinteraksi sosial. Namun virus tak dapat melakukan itu—sehingga para ilmuwan bertanya apa virus masuk kategori makhluk hidup.
Beberapa virus berbentuk batang tipis dan panjang. Virus lain seperti bola kapas yang halus dan lembut, atau menyerupai Kristal. Virus penyebab flu biasa, misalnya, tampak seperti bola sepak yang tersusun dari gabungan 20 segitiga.
Di luar sel, virus tampak sebagai sekumpulan RNA (asam ribonukleat) dan DNA (asam dioksiribonukleat) yang dibungkus protein. DNA dan RNA adalah molekul berisi informasi dalam bentuk kode. Maka virus merupakan paket informasi terkode di dalam kapsul pelindung.
Virus berukuran jauh lebih kecil dari bakteri. Virus penyebab cacar adalah salah satu virus terbesar dari segi ukuran. Diameternya 1/100.000 inci, kira-kira seperempat ukuran rata-rata bakteri. Virus influensa berukuran sedang, dan lebih dari 500 individu virus influensa dapat muat di ujung jarum.
Baca juga: Virus-Virus Mematikan Di Bumi (Bagian 1)
Virus-virus lain berukuran sangat kecil sehingga satu juta individu virus atau lebih dapat muat di dalam satu huruf “o” di artikel ini.
Virus sangat aneh dibandingkan makhluk hidup lain sehingga sejumlah ilmuwan menyangka virus berasal dari luar angkasa, yang datang ke bumi ratusan juta, atau bahkan miliaran tahun silam.
Saat berada dalam tubuh, beberapa virus hanya melayang-layang tak berbahaya tanpa melakukan apa-apa. Virus lainnya, seperti penyebab flu, mengakibatkan penyakit dengan segera.
Virus lain bertahun-tahun mengintai di dalam tubuh dan kemudian beraksi. Semua virus harus menempel pada sel hidup agar bisa berfungsi. Virus melakukannya dengan memecah dinding sel atau membuat sel berpikir virus itu bagian makanannya.
Di dalam sel, virus secara kimiawi menipu sel untuk menggunakan materi genetis virus, bukan sel, untuk memproduksi lebih banyak virus. Dengan begitu, virus menyebar ke seluruh tubuh, menyerang lebih banyak sel, dan berbiak. *
Sumber: Buku Seri Selidik National Geographic: Wabah, Sains Menjaga Kesehatan Global, KPG, 2012.