Topcareer.id – Di tengah perang menghadapi pandemi virus corona, banyak yang mulai meninjau graphene sebagai salah satu bahan yang berpotensi membantu memenangkan pertarungan itu.
Hal itu akibat sifat antibakteri/antivirus yang bisa dimanfaatkan untuk sensor, perangkat medis, dan banyak lagi.
Graphene telah ditunjukkan di masa lalu sebagai material yang sangat berguna untuk membuat berbagai sensor. Sebuah tim yang dipimpin oleh para peneliti Boston College, menggunakan selembar graphene untuk melacak sinyal elektronik yang melekat dalam struktur biologis, untuk mengembangkan platform yang secara selektif mengidentifikasi strain bakteri yang mematikan.
Pada Oktober 2019 lalu, tim Rice University di bawah ahli kimia James Tour, mengubah laser-induced graphene (LIG) mereka menjadi filter sterilisasi diri. Caranya dengan mengambil patogen dari udara, dan membunuh mereka dengan gelombang listrik kecil.
Baca juga: Graphene Aerogel, Material Paling Ringan Di Dunia
Ada sensor berbasis graphene yang dijual secara komersial, seperti sensor graphene oxide (GO) yang dikembangkan oleh ICN2 Nanobioelectronics and Biosensors group. Pada 2016, produk ini resmi tercatat dalam daftar penawaran Biolin Scientific.
Sensor tersebut memungkinkan studi interaksi dengan berbagai analit (zat terukur) yang menarik, dan dapat membuka pintu ke berbagai aplikasi dengan minat untuk diagnostik, keselamatan, keamanan, serta pemantauan lingkungan.