Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

McDonald’s Pernah Membuat Brokoli Rasa Permen Karet, Rasanya…

Sumber foto: reddit.com

Topcareer.id – Pada 2014 silam, McDonald’s pernah menunjukkan dukungan agar anak-anak mengonsumsi lebih banyak sayuran. Mereka bereksperimen dengan menu brokoli yang diberi rasa permen karet.

Menu unik ini hadir di tengah kritik yang terus-menerus menghujam mereka. Para pendukung makanan sehat saat itu mengklaim McDonald’s gagal mengajak anak-anak untuk makan secara sehat, menurut penelitian dari Dr Emma Boyland di Liverpool University, Inggris.

Sayangnya, usaha McDonalds untuk menangkis kritikan tersebut juga tidak berhasil, produk brokoli rasa permen karet ditarik kembali secara massal, bahkan sebelum mencapai rak dapur di restoran.

“Jika terdengar tidak enak, itu memang tidak enak,” kata CEO McDonald’s pada saat itu, Don Thompson.

Namun, Thompson membela diri dengan mengklaim bahwa McDonald’s masih menjual salad terbanyak dari restoran siap saji lain di Amerika. Ada 14.157 restoran McDonald’s di Amerika Serikat pada saat itu, dan semuanya menyediakan menu salad.

Baca juga: Ingin Menjaga Kesehatan Jantung? Hindari Makanan Ini

Dikarenakan kritik terhadap korporasi meningkat, McDonald sempat mengalami penurunan laba hingga 30 persen.

Penurunan itu konon akibat banyaknya pelanggan di AS yang beralih ke gerai makanan cepat saji lainnya, setelah adanya kritikan pedas tentang makan sehat.

Sementara keuntungan di Jerman, Rusia dan terutama Cina, kabarnya dirusak oleh skandal pasokan daging.

Menjawab kritikan soal makanan sehat, Thompson mengatakan bahwa para orang tua harus membuat pilihan makanan sehat untuk anak-anak mereka sendiri, ketimbang terus-terusan menyalahkan McDonalds.

“Kamu tidak dapat meminta sebuah perusahaan bisnis untuk melakukan hal-hal yang kamu sebagai orang tua enggan melakukannya,” ujarnya kala itu.(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply