Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Profesional

7 Kebiasaan Public Speaking yang Harusnya Dihindari

Topcareer.id – Ada begitu banyak hal yang harus dipikirkan untuk mengkomunikasikan pesanmu secara efektif kepada publik, apalagi public speaking. Karena ragam pikiran bercampur aduk apalagi jika dipadukan dengan cemas, akan timbul kebiasaan yang seharusnya tak ada saat publik speaking.

Perhatikan perilaku berikut saat kamu berlatih public speaking di depan cermin dan kamu akan dapat membuat dampak yang lebih besar, serta merasa lebih percaya diri dengan keterampilan berbicaramu.

1. Bergoyang dan gelisah

“Bergoyang adalah tanda sebenarnya dari seorang pembicara pemula. Kamu ingin berdiri dengan kaki ditanam dengan kuat di tanah dan kemudian berjalan dengan tujuan pasti dan dengan cara memuji ucapanmu,” kata Dr. Megan Fisk, pelatih public speaking, dalam laman The Ladders.

2. Tidak menghubungkan “the dots”

Penting untuk mengulangi pesan inti dan memandu audiens melalui poin-poin yang kamu buat. Fisk mengatakan kata transisi adalah temanmu. “Kata-kata seperti ‘penting, sebagai tambahan dari ini, atau sebagai alternatif,’ membantu audiens mengikuti dan mengejar ketinggalan jika mereka terganggu,” katanya.

Baca juga: 3 Alasan Perlunya Mempelajari Public Speaking Sejak Dini

Jika kamu sering menggunakan kata-kata pengisi seperti “um” dan “seperti” sebagai transisi, bertujuan untuk bernapas dan lebih nyaman dengan jeda. “Beri dirimu gerakan seperti mengistirahatkan tangan bersama dengan sedikit tikungan di siku.”

3. Mengucapkan frasa “seperti/semacam”

Menurut Alexandria Agresta, pembicara pemberdayaan dan pelatih berbicara, mengatakan tiga alasan yang menghancurkan kredibilitasmu: Kamu tidak sepenuhnya percaya pada apa yang kamu katakan, kurang percaya diri, dan kamu tidak mengambil kepemilikan penuh atas pikiran, wawasan, dan pengalaman yang kamu bagikan.

4. Lari dari panggung setelah pembicaraan selesai

Berpikir dua kali sebelum menarik napas lega dan turun dari panggung sesegera mungkin. Luangkan beberapa detik setelah pidatomu untuk benar-benar menerima reaksi dari audiens. “Biarkan penonton berterima kasih. Biarkan hadirin memujimu karena keberanian dan kerentananmu. Biarkan hadirin mencintaimu,” kata Agresta.

5. Bahasa tubuh yang mengganggu

“80% dari komunikasi kita adalah non-verbal, sehingga bahasa tubuh kita di atas panggung dapat membuat atau menghancurkan kita. Tangan menyilang di dada dan tangan di saku itu tidak boleh,” kata Agresta. “Gerakan-gerakan ini menunjukkan ketertarikan dan bahkan pertahanan.”

Menurut Dr. Fisk, kamu tidak perlu melakukan koreografi ekspresi wajah, tetapi pastikan ekspresimu cocok dengan nada bicara dan mencerminkan pesan yang ingin disampaikan.

6. Menggunakan bahasa yang rumit

Pada topik koneksi, penting juga untuk menggunakan kosa kata yang terasa sederhana dan mudah dipahami. Hal terburuk yang dapat kamu lakukan adalah mengasingkan audiens dengan bahasa atau jargon-jargon aneh.

“Memilih bahasa agar terdengar mewah adalah kebiasaan yang buruk. Pernahkah Anda mencoba mengucapkan semua kata tingkat universitas yang kamu tahu sehingga kamu terdengar cerdas dalam presentasi? Itu sebenarnya membuatmu jauh dari audiens,” kata Dr. Fisk.

7. Tampilan slide yang tidak efektif

Alat bantu visual dapat mendukung presentasi, tetapi jika dieksekusi dengan buruk mereka sebenarnya lebih banyak merusaknya daripada memberi kebaikan. “Ketika kamu memiliki lebih dari 15 kata pada slide, audiens berhenti mendengarkan dan mulai membaca,” kata Dr. Fisk. * (RW)

Leave a Reply