Topcareer.id – Sebagai perhiasan mewah, Berlian umumnya menjadi teman terbaik seorang wanita saat berada di acara penting.
Sebuah perusahaan asal Swiss, Algordanza, mengambil langkah sangat berbeda untuk membuat berlian. Perusahaan ini menggunakan jenazah manusia yang dikremasi untuk kemudian mengompresnya menjadi berlian.
Rinaldo Willy, pendiri dan CEO perusahaan, mengatakan bahwa idenya sudah ada sejak tahun 2004 silam. Sejak saat itu, basis pelanggannya telah berkembang hingga ke 24 negara di dunia.
Setiap tahunnya, sekitar 800 sampai 900 jenazah yang telah dikremasi memasuki fasilitas perusahaan. Sekitar tiga bulan kemudian, mereka keluar sebagai berlian, untuk disimpan di dalam kotak atau diubah menjadi perhiasan.
Sebagian besar berlian hasilnya berwarna biru, kata Willy, karena tubuh manusia mengandung sejumlah kecil boron, suatu unsur yang mungkin terlibat dalam pembentukan tulang. Namun, kadang-kadang, sebuah berlian muncul dengan warna putih, kuning atau hampir hitam.
“Setiap berlian dari setiap orang sedikit berbeda. Dan itu selalu menjadi berlian yang unik,” ucap Willy.
Willy mengatakan, sekitar 25 persen pelanggannya berasal dari Jepang. Sebagian besar pesanan yang diterima oleh Algordanza datang dari kerabat orang yang baru meninggal. Beberapa orang juga mengatur diri mereka sendiri untuk menjadi berlian begitu mereka meninggal.
Baca juga: Mengintip Jam Tangan Termahal yang Pernah Dilelang
Biaya yang diperlukan untuk mengompres jenazah manusia menjadi berlian, berkisar antara USD 5 ribu (sekitar Rp 75 juta) dan USD 22 ribu (sekitar Rp 332 juta). Proses dan mesin yang terlibat, hampir sama dengan laboratorium yang membuat berlian sintetis dari bahan karbon lainnya.
Proses dasar dimulai dengan mengurai abu menjadi karbon, kemudian memasukkannya ke dalam mesin yang menggunakan panas dan tekanan yang kuat selama berminggu-minggu. Itu setidaknya beberapa ratus juta tahun lebih cepat daripada berlian yang dibuat di alam.
Setelah berlian baru mendingin, kristal ditumbuk dan dipotong menjadi bentuk, dan kadang-kadang diukir dengan laser. Willy hanya membutuhkan sekitar 0.5 kg abu, sehingga bisa menciptakan sembilan berlian dari abu satu individu.
Algordanza bukan satu-satunya perusahaan yang menjalani bisnis ini. Perusahaan Amerika bernama LifeGem juga menawarkan layanan yang sama, dan ada sejumlah hak paten di Amerika Serikat untuk prosedur serupa.
Sebagian besar orang menjadikan berliannya perhiasan seperti cincin atau liontin untuk dikenakan.
“Saya tidak tahu mengapa, tetapi jika berlian itu biru, biasanya almarhum juga memiliki mata biru, saya sering mendengar berlian memiliki warna yang sama dengan mata almarhum,” kata Willy.
Menurutnya, banyak keluarga yang merasa bahagia bisa membawa kembali orang yang mereka cintai ke rumah walau sudah dalam bentuk lain. Tak hanya keluarga manusia, layanan ini pun berlaku bagi hewan peliharaan yang telah tiada.
Editor: Feby Ferdian