Topcareer.id – Banyak orang merasa cemas hari-hari ini. Takut terpapar virus corona yang mematikan hingga kehilangan pekerjaan yang bikin ekonomi umah tangga semrawut. Sehatkah itu?
Kecemasan, baik tentang situasi saat ini atau peristiwa yang akan datang adalah reaksi tubuh normal terhadap stres.
Reaksi ini dimulai di Amygdala, area di otak yang mengirimkan sinyal kesulitan kepada hipotalamus. Sinyal-sinyal ini kemudian dikomunikasikan ke seluruh tubuh untuk membangkitkan respon yang bisa mengakibatkan kecemasan.
Tidak jarang orang merespons stres jangka panjang yang berulang kali terhadap kecemasan, rasa takut berlebihan, dan kekhawatiran yang tidak semestinya tentang sejumlah situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Mengutip Medanta.org, kecemasan yang berlebihan bisa mengganggu kesehatan baik fisik maupun mental. Berikut ini gangguan yang bisa ditimbulkan.
Baca juga: 5 Tanda Kecemasan Akan Pandemi Ancam Kesehatan Mental
Masalah pernapasan
Ketika seseorang cemas berlebihan, napasnya akan menjadi pendek, dangkal, dan cepat. Hal ini menyebabkan pola pernapasan yang tidak sehat ketika jumlah oksigen yang dihirup lebih dari jumlah karbon dioksida yang dihembuskan oleh orang tersebut.
Kelebihan karbon dioksida dapat membatasi suplai darah ke otak, menyebabkan pusing, kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki, atau kehilangan kesadaran. Kecemasan juga dapat memperburuk gejala kondisi Asma.
Gangguangastrointestinal
Kecemasan dan kekhawatiran terus-menerus dapat menyebabkan pencernaan kronis dan masalah ekskresi, seperti sakit perut, kembung berlebihan atau kram perut, diare, sindrom iritasi usus, muntah, dan sebagainya.
Sistem imun
Hormon stres yang sering timbul untuk mengatasi respons melawan atau lari dari kecemasan bisa jadi tidak memungkinkan tubuh untuk kembali pada keadaan normal. Ini membuat sistem kekebalan tubuh rentan terhadap berbagai penyakit dan infeksi virus.
Penyakit jantung
Palpitasi jantung dan pola pernapasan cepat umumnya dialami selama mengalami kecemasan yang berlebihan. Hilangnya hormon respons stres yang persisten pada tingkat kecemasan yang tinggi dan terus-menerus dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan masalah jantung.
Baca juga: Alami Cemas Berlebih Saat Memikirkan Pekerjaan, Awas Ergophobia.
Ketegangan otot dan nyeri kronis
Sinyal marabahaya yang sering dikirimkan dari amigdala ke sistem saraf pusat untuk mempersiapkan respons stres dapat menyebabkan otot berkontraksi. Ketegangan otot yang konstan dapat menyebabkan otot kaku, sakit, dan nyeri yang cenderung menyebar ke seluruh tubuh.
Ini dapat menyebabkan kondisi nyeri kronis seperti nyeri sendi, radang sendi, fibromyalgia, dan sebagainya.
Hilang ingatan
Gangguan kecemasan berlebih yang konstan juga dapat memengaruhi memori jangka pendek. Sebagai akibatnya mungkin akan mendapati diri jadi sering melakukan kesalahan, lupa akan janji penting, dan tidak mampu mengatasi jadwal yang padat. Ketika ini terjadi secara teratur bisa membuat diri merasa lebih cemas hingga memasuki kondisi depresi.
Berat badan
Ketika cemas berulang kali, otak akan membanjiri tubuh dengan hormon adrenalin dan kortisol. Ini bisa memengaruhi untuk mencari makanan ‘manis’ yang menenangkan seperti coklat, kue es krim, dan minuman soda yang mengandung banyak gula. Tingkat kecemasan berlebihan yang persisten ini dapat menyebabkan obesitas. *
Editor: Ade Irwansyah