Topcareer.id – Alfabet memang hal pertama yang hampir semua orang pelajari saat pertama kali masuk sekolah. Itulah sebabnya ketika kamu membaca “A B C D E F G, dst” kamu kadang tidak sengaja menyanyikan “The Alphabet Song–lagu alfabet” di dalam kepala.
Tetapi ini tidak berarti membuat kamu tahu segalanya tentang alfabet. Misalnya, kamu mungkin berpikir huruf terakhir yang ditambahkan ke dalam alfabet adalah “Z”, padahal bukan.
Mengutip Reader’s Digest, berikut ini fakta menarik tentang alfabet yang mungkin kamu belum ketahui.
Dahulu, dalam alfabet Romawi yang merupakan ayah dari alfabet Inggris, “J” bukanlah huruf. Itu hanya cara yang lebih bagus untuk menulis huruf “I / Saya” yang disebut swash. Ketika huruf kecil “i” digunakan sebagai angka, huruf kecil “j” menandai akhir dari serangkaian angka seperti “XIIJ” atau “xiij” untuk 13.
Baca juga: Mempelajari Bahasa Asing Tunda Proses Penuaan Otak
Kedua huruf digunakan secara bergantian untuk menulis bunyi vokal / i / ( seperti “i” di igloo) dan bunyi konsonan / j / (seperti “y” di yes).
Kemudian datanglah Gian Giorgio Trissino, seorang ahli tata bahasa yang ingin mereformasi linguistik Italia. Pada tahun 1524, ia menulis esai yang mengidentifikasi “I” dan “J” sebagai dua huruf terpisah. “Saya” membedakan huruf vokal tersebut, dan “J” menjadi konsonan yang mungkin terdengar lebih mirip “j” dalam contoh kata Beijing.
Buku bahasa Inggris pertama yang menjelaskan perbedaan antara kedua huruf itu diterbitkan pada tahun 1633, dan sisanya adalah sejarah linguistik. Jika bukan karena Trissino, maka kalimat dalam bahasa Inggris seperti: “Jolly Jack and Joyful Jill couldn’t Jump and Juggle in the Jungle while Jostling Joe for his banjo” akan terdengar sangat tidak enak pengucapannya. *
Editor: Ade Irwansyah