Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, March 29, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Pemerintah Pacu Investasi di Sektor Padat Karya

Ilustrasi. (dok. Indoleft)

Topcareer.id – Meski di tengah kondisi pandemi Covid-19, pemerintah tetap bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif di Indonesia. Hal ini bertujuan agar para investor kian percaya dan nyaman untuk menggelontorkan dananya.

Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, Janu Suryanto mengatakan bahwa lewat Kementerian Perindustrian, pemerintah terus mengawal investasi di sektor industri, karena dari investasi tersebut akan memacu kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik hingga ekspor.

Menurut Janu, selain masih mengincar penanaman modal dari sektor industri yang menghasilkan produk substitusi impor, pemerintah juga akan lebih gencar menarik investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja atau sektor padat karya.

“Dalam situasi seperti saat ini, investasi tentunya akan memberikan dampak positif bagi penciptaan lapangan kerja, baik itu yang skala besar atau kecil,” kata Janu dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/6/2020).

Apalagi, tambah dia, aktivitas industri selama ini telah terbukti membawa dampak yang luas terhadap perekonomian nasional, antara lain melalui peningkatan pada nilai tambah bahan baku, penerimaan devisa dari ekspor, dan penyerapan tenaga kerja.

Baca juga: Kemenperin Persiapkan Sektor Industri Hadapi New Normal

Janu mengungkapkan, Indonesia masih menjadi negara tujuan utama investasi, khususnya bagi sektor industri manufaktur. Potensi ini didukung dengan ketersediaan pasar yang besar dan bahan baku yang melimpah.

“Bahkan, Indonesia dinilai memiliki keunggulan untuk bisa dijadikan sebagai hub manufaktur di wilayah ASEAN,” ujarnya.

Yang menjadi daya tarik lainnya bagi investor, yakni kesiapan Indonesia dalam menerapkan industri 4.0 melalui implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0. Lewat penerapan ini, produksi akan lebih berkualitas dan efisien dengan penggunaan teknologi digital atau modern.

Kemenperin mencatat, selama periode tahun 2015-2019, total nilai penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri manufaktur sebesar USD 61,5 miliar. Sedangkan, kontribusi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 451,3 triliun.

Selama lima tahun terakhir tersebut, sektor yang memberikan sumbangsih terbesar pada PMA adalah industri logam dasar yang telah mengguyurkan dananya hingga USD 12,8 miliar; diikuti industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia sebesar USD 9 miliar; serta industri makanan dan minuman yang menyentuh angka USD 8 miliar.

Sementara itu, sektor dengan investasi PMDN tertinggi di periode yang sama berturut-turut adalah industri makanan dan minuman yang mencatat angka Rp 158,3 triliun; industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia yang mencapai Rp 55,5 triliun; serta industri barang galian bukan logam yang menembus hingga Rp 51,6 triliun.

Editor: Feby Ferdian

Leave a Reply