Topcareer.id – Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana menyampaikan bahwa di era new normal Covid-19 ini, akan ada perubahan tren pekerjaan Aparatur Sipil Negara (ASN). Apalagi setelah melihat kurang lebih tiga bulan penerapan bekerja dari rumah.
Kepala BKN mencontohkan soal budaya pertemuan rapat kerja atau rapat koordinasi di lingkup Instansi pemerintah yang sebelumnya cukup sulit untuk dilakukan secara daring (online), tetapi dampak Covid-19 bisa mengubah kebiasaan itu.
“Pertemuan pemerintahan termasuk Rakor atau Munas yang biasanya dapat menghabiskan anggaran besar, kini bisa berjalan jauh lebih murah melalui sistem digital. Ini yang kita sebut efisiensi dan harus kita akui birokrasi tidak pernah berubah dengan sendirinya secepat ini kalau bukan karena dampak Covid-19,” kata Bima dalam acara Bincang Santai Online bersama Kepala BKN, Sabtu (20/6/2020).
Baca juga: New Normal, Achmad Yurianto Minta Karyawan Waspadai Jam Makan Siang
Kepala BKN menjelaskan, tren pekerjaan ASN di era new normal mencakup peningkatan volume, konektivitas data kerja, terjadinya peningkatan tuntutan analisa big data, dan peningkatan transaksi serta interaksi pekerjaan secara digital.
Bahkan, menurutnya terdapat soft skills yang idealnya dimiliki setiap ASN, khususnya ketika beradaptasi dengan tatanan normal baru.
Bima menguraikan empat unsur utama yang terdiri dari aspek information, media, and technology skills, life and career skills, learning and innovation skills, dan effective communication skills.
Baca juga: Sambut New Normal, IPC Percepat Transformasi ke Arah Digital
Kepala BKN juga mengorelasikan antara tren pekerjaan serba digital saat ini dengan era industri 4.0 di Indonesia. Menurutnya, adanya Covid-19 justru memiliki impact yang memaksa kita memasuki era 4.0. “Gara-gara Covid-19, secara tidak langsung kita dipaksa jadi society 4.0,” terangnya.
Sejak WFH diberlakukan bagi ASN, menurut Bima terdapat dua dampak yang saling kontra, di satu sisi ada ASN dengan kinerja yang begitu minim karena jenis jabatannya tidak relevan dilakukan lewat WFH, ditambah adanya kemampuan yang dituntut beradaptasi dengan sistem digital. Namun di sisi lain, ASN yang adaptif justru memiliki beban kerja yang berlebihan (overload).
Selain itu, Bima juga menyinggung perihal pemberlakuan WFH selama ini yang menurutnya di era new normal lebih tepat didefinisikan sebagai Work From Anywhere (WFA). Hal ini juga berkaitan dengan konsep Flexible Working Arrangements yang mulai digaungkan baik di sektor pemerintahan maupun swasta.
Baca juga: Begini Acuan New Normal Bagi Para ASN
Pada bagian akhir, Bima mengajak seluruh ASN untuk melihat tatanan normal baru dari perspektif yang konstruktif, mulai dari memodifikasi rencana kinerja di situasi pandemi, memanfaatkan keterbukaan informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi, dan mau terus beradaptasi terhadap perubahan.
Editor: Feby Ferdian