Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 20, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Sony Ubah Nama Perusahaan. Jadi Apa?

Gedung Sony. (dok. Phandroid)

Topcareer.id – Pada rapat pemegang saham tahunan pada Jumat (3/7/2020) lalu, menurut Sony China, para pemegang saham menyetujui proposal untuk mengubah nama perusahaan menjadi Sony Group. Perubahan nama akan berlaku pada April 2021.

Sony adalah perusahaan multinasional dari Jepang. Bisnis utamanya adalah pengembangan produk elektronik. Didirikan pada tahun 1946 oleh Jing Shenda dan Shoda Morita. Jing Shenda memiliki latar belakang dalam penelitian dan pengembangan teknologi, sementara ia baik dalam hubungan masyarakat dan pemasaran. Hari ini, kantor pusatnya berada di Sony City, Konan, Minato-ku, Tokyo.

Dikutip dari laman Gizchina.com, ini adalah pertama kalinya perusahaan akan berganti nama dalam lebih dari 60 tahun. Perubahan nama akan mengantar pada positioning identitas yang lebih luas.

Baca juga: Samsung Electronics Perkirakan Pendapatan Turun karena Corona

Pengembangan elektronik adalah bisnis utama Sony. Rebranding berarti akan meningkatkan upayanya dalam layanan keuangan dan bisnis lainnya. Targetnya adalah menempatkan bisnis lain ini setara dengan elektronik.

“Kami memutuskan untuk mengubah nama perusahaan menjadi Sony Group karena kami ingin memanfaatkan sepenuhnya keanekaragaman portofolio bisnis kami untuk mempromosikan pengembangan dan evolusi bisnis,” kata CEO Sony, Yoshida Kenichiro.

Nama pertama perusahaan ini adalah Tokyo Telecommunications Industry Co., Ltd., namun nama ini diubah menjadi Sony pada tahun 1958.

Baca juga: Sony Tetap Rilis PlayStation 5 Tahun Ini Meski Terhadang Corona

Nama “Sony” mencerminkan keinginan salah satu pendiri Shady Morita untuk menciptakan merek global. Kenichiro percaya bahwa perubahan yang akan datang akan membawa perusahaan ke tahap berikutnya.

Pada rapat tahunan pemegang saham Sony biasanya hadir lebih dari 1.500 orang. Tahun ini, sehubungan dengan pandemi, dihadiri hanya 222 pemegang saham. *

Editor: Ade Irwansyah

Leave a Reply