Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Penjualan Levi’s Turun 62% pada Kuartal II 2020

Sumber foto: Forbes

Topcareer.id – Selama kuartal kedua fiskal, penjualan Levi Strauss & Co.’s (pembuat denim), mengalami penurunan hingga 62%. Perusahaan mengumumkan, penjualan online tidak mampu mencukupi toko-tokonya yang tutup sementara selama kira-kira 10 minggu, saat wabah Covid-19.

Konsumen pada umumnya bergeser dari celana denim, ke pakaian santai dan celana panjang dengan ikat pinggang elastis untuk dipakai di rumah. Itu pun jika mereka bahkan berbelanja pakaian.

Dikutip dari CNBC, Levi’s juga mengumumkan akan memangkas sekitar 15% dari tenaga kerja perusahaan globalnya, yang berdampak pada sekitar 700 pekerja, dalam upaya memotong biaya selama pandemi.

Dikatakan, langkah itu diharapkan bisa menghasilkan penghematan tahunan untuk Levi’s sebesar USD 100 juta.

“Meskipun kami mulai melihat beberapa tunas hijau, kami harus terus berhati-hati. Mungkin ada gelombang kedua dari Covid-19 dan mengakibatkan penutupan toko,” kata Kepala Eksekutif Chip Bergh dalam memo, yang diperoleh oleh CNBC.

Baca juga: Dukung Penjualan Produk Lokal, Pemerintah Luncurkan Kampanye #SemuanyaAdaDisini

Per Selasa, menurut Bergh, sementara sekitar 90% dari toko Levi’s telah dibuka kembali di seluruh dunia, lalu lintas dan penjualan masih tertinggal dari tahun lalu. Pemulihan total kemungkinan akan memakan waktu.

Levi’s memiliki penghasilan USD 498 juta selama kuartal yang berakhir 24 Mei. Perusahaan yang berkantor pusat di San Francisco tersebut melaporkan kerugian bersih USD 364 juta, atau 91 sen per saham, dibandingkan dengan laba bersih USD 29 juta, atau pendapatan 7 sen per saham, setahun yang lalu.

Kerugian itu sebagian besar karena USD 242 juta dalam biaya restrukturisasi, dan biaya persediaan terkait dengan gangguan dari pandemi. Pada tahun lalu, pendapatan turun 62% menjadi USD 498 juta dari USD 1,31 miliar.

Baca juga: Penjualan iPhone di China Menurun pada Mei 2020

Perusahaan mengatakan, kerugian sebagian diimbangi oleh bisnis e-commerce, yang tumbuh 25% selama kuartal kedua, yang merupakan 15% dari total pendapatan bersih selama periode tersebut, dibandingkan dengan hanya 5% setahun sebelumnya.

Namun, penjualan di wilayah Amerika turun 59% secara keseluruhan. Mereka turun 68% di Eropa dan 61% di Asia.

Sekarang, dengan sekitar 90% toko kembali beroperasi, 40% melaporkan pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan tahun lalu. “Dalam beberapa kasus melebihi harapan internal perusahaan,” tulis laporan itu.

Editor: Feby Ferdian

Leave a Reply