TopCareerID

Cerita Pekerja Jakarta WFH dan WFO di Masa Pandemi

Tips menjalani puasa dengan penuh semangat saat bekerja.

Sumber foto: Freepik.com

Topcareer.id – Pandemi virus corona telah memberi perubahan bagi banyak orang terutama para pekerja dan karyawan di perusahaan.

Selain menghadapi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengharuskan sebagian besar karyawan kerja dari rumah atau working from home (WFH), dan kini di masa PSBB transisi sebagian sudah diminta kembali untuk kembali working from office (WFO).

Tentunya banyak orang telah memperoleh pengalaman baru melalui berbagai kejadian selama WFH dan kembali WFO. Cara kerja di era new normal sekarang ini menghasilkan pengalaman yang berbeda-beda bagi karyawan. Berikut ini beberapa pengalaman pribadi dari karyawan yang masih WFH dan sudah kembali WFO.

Salah seorang staf sekretariat kampus ilmu komunikasi di Jakarta Selatan, Budi Cahya Hermanto menceritakan apa yang dialaminya selama bekerja di masa transisi ini.

Baca juga: Ingin Produktif Saat WFH, Olahraga Dahulu

WFH telah menjadi pengalaman pertamanya selama bekerja di kampus. Ia pun mematuhi semua protokol kesehatan yang ada baik dari pemerintah maupun yang ditetapkan oleh institusi tempatnya bekerja.

“WFH pengalaman pertama saya, dan saya ingin bekerja dengan tetap aman dari pandemi virus corona sehingga saya sedisiplin mungkin mengikuti protokol yang berlaku,” kata Budi pada Topcareer.id.

Menurutnya ada hal positif dan negatif dari WFH. Positifnya adalah ia bisa lebih dekat dengan keluarganya, dan lebih bisa mengatur work-life balance nya. Sedangkan negatifnya ia harus mengalami pengurangan penghasilan akibat pandemi ini dan juga sering merasa was-was selama WFH karena takut akan miskomunikasi perihal pekerjaannya.

“Saat WFH membutuhkan koordinasi yang jelas untuk menghindari miss communication. Semua alat komunikasi harus selalu on. Ini terkadang membuat saya tidak tenang saat mengerjakan pekerjaan lain, namun saya tetap menjalankan WFH sesuai prosedur,” ujarnya.

Baca juga: Burnout Akibat WFH Bisa Terjadi. Ini Sebab dan Cara Atasinya

Sementara itu, Hilda salah seorang wartawan juga punya pendapatnya sendiri perihal WFH yang dijalaninya.

“Enaknya selama WFH kerja jadi fleksibel, bisa atur sendiri waktunya, gak enaknya karena ini WFH saat pandemi jadi lumayan punya kecemasan-kecemasan baru, sementara pekerjaan ditambah.” Kata Hilda. “Ada sisi baik dan buruknya, tapi setelah 3 bulan, banyak sisi buruknya, hehehe..” tambahnya sambil bercanda.

Menurutnya kesulitan yang paling sering dialaminya selama WFH adalah membedakan antara kapan waktu untuk bekerja dan kapan waktu untuk beristirahat.

Selain pengalaman WFH, ada juga yang berbagi ceritanya kepada topcareer.id perihal kegiatannya saat kembali WFO selama PSBB masa transisi. Salah satunya ada Destyana Kusumaningrum yang bekerja di sebuah perusahaan retail fashion. “Bingung kalau buat berkata-kata menjalani WFO selama masa pandemi, efek pandemi ini besar banget,” kata Desty.

Ia juga menyampaikan sisi positif dan negatif yang ia ketahui. Menurutnya sisi negatifnya adanya pengurangan karyawan, namun positifnya ia masih banyak bersyukur karena masih bisa bekerja.

“Banyak pengurangan karyawan di kantor tempat saya bekerja, ada efek dominonya ke saya, jadinya saya kelimpahan tambahan pekerjaan dari karyawan yang sudah di PHK,” ujarnya pada Topcareer.id. “Sisi positifnya apaa ya…? Yaah, masih bersyukurlah masih dikasih kesempatan kerja walaupun dalam kondisi seperti ini.”

Selain itu ada Intan Sitanggang, seorang karyawan dari bagian HRD sebuah dealer mobil di Cibubur juga turut membagikan pengalamannya menikmati pekerjaannya selama masa pandemi.

“Walaupun sudah WFO saya bersyukur pekerjaan saya tidak terlalu rumit di kantor, cuma kasihan lihat orang di luar sana banyak yang di_PHK karena perusahaanya tak bisa bayar karyawannya,” ujarnya. Diakuinya baik saat WFH maupun WFO pekerjaannya tak banyak mengalami kesulitan.

Baca juga: Studi: 87 Persen Karyawan Siap WFH Meski Pandemi Telah Selesai

“Saya sih enak-enak aja, kalaupun WFH juga nggak terlalu ribet, tapi tetep ya kerjaan di kantor saya kerjain sebagaimana mestinya,” kata Intan. Ia juga menambahkan bahwa dirinya lebih banyak mengalami hal positif daripada negatifnya selama bekerja di masa pandemi.

“Plusnya masalah gaji di kantor saya nggak ada potongan apapun, bonus dan THR juga full. Nggak ada pengurangan karyawan yang signifikan. Minusnya ya palingan pengurangan karyawan tetap ada, tapi sedikit, hanya di bagian mekanik, mereka dilihat dari kinerjanya. Intinya ya bersyukur aja, jangan banyak mengeluh,” ujarnya sambil menutup pembicaraan.

Cukup beragam cerita yang dialami dari beberapa orang dengan tempat bekerja yang berbeda-beda. Semua ada plus minusnya. Ada yang mengalami pengurangan gaji, pengurangan karyawan, sampai ada yang tetap aman baik dari segi pekerjaan hingga penghasilannya. Semua tergantung dari bagaimana masing-masing individu dalam menyikapinya.

Tetaplah bersyukur jika kamu masih memiliki pekerjaan dan penghasilan, dan jangan pernah menyerah untuk terus berusaha bagi kamu yang sekarang masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version