Topcareer.id – Bank Indonesia mencatat bahwa Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah Indonesia pada akhir Mei 2020 meningkat dibanding bulan sebelumnya. Posisi ULN Pemerintah pada akhir Mei 2020 tercatat sebesar USD 192,1 miliar, atau tumbuh 3,1% (yoy).
Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tercatat sebesar USD 404,7 miliar, terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar USD 194,9 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar USD 209,9 miliar.
Gubernur Bank Indonesia dalam konferensi pers virtual pada Kamis (16/7/2020) mengatakan bahwa perkembangan ULN Pemerintah itu terutama dipengaruhi arus modal masuk pada pasar Surat Berharga Negara (SBN), seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global.
“Dan tingginya daya tarik aset keuangan domestik, serta terjaganya kepercayaan investor asing terhadap prospek ekonomi Indonesia,” ucap Perry.
Baca juga: HSBC Indonesia Duduki Posisi 3 Besar World’s Best Bank di Indonesia
Ia menambahkan, sentimen positif ini membawa pengaruh pada turunnya tingkat imbal hasil SBN, sehingga biaya utang pemerintah dapat ditekan.
Pengelolaan utang luar negeri pemerintah dilakukan secara hati-hati dan akuntabel, untuk mendukung belanja prioritas yang saat ini dititikberatkan pada upaya penanganan wabah Covid-19, dan pemulihan ekonomi nasional.
Sektor prioritas tersebut mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,4% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,4%), sektor jasa pendidikan (16,3%), sektor jasa keuangan dan asuransi (12,6%), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,6%).(Feb)
