Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 26, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Pasien Covid-19 Rentan Alami Stress Usai Sembuh

Penanganan pasien Covid-19. (dok. The Jakarta Post)

Topcareer.id – Korban virus corona yang positif COVID-19 setelah sembuh harus diskrining untuk mengetahui apakah ada gangguan stres pasca-trauma atau Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).

Pasien positif COVID-19 yang membutuhkan perawatan intensif atau perawatan di rumah sakit berisiko mengalami masalah kesehatan mental karena trauma psikologis akibat penyakitnya, kata petugas medis.

Covid Trauma Response Working Group, yang dipimpin oleh University College London, terdiri dari para ahli medis dan dokter yang mengatakan bahwa puluhan ribu orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 harus dinilai dan diperiksa secara teratur untuk melihat tanda-tanda PTSD.

Baca Juga: Nasib Indera Perasa dan Penciuman Pasien Covid-19, Akankah Pulih?

PTSD melibatkan gejala-gejala seperti kilas balik, mimpi buruk, penghindaran pikiran atau perasaan yang terhubung dengan pengalaman traumatis, perubahan negatif dalam pikiran atau suasana hati dan terus-menerus merasa gelisah.

Penelitian oleh kelompok itu menemukan bahwa beberapa orang keluar dari perawatan intensif setelah sakit parah dengan Covid-19 merasa panik ketika pergi sendirian jika mereka menjadi sakit atau merasa marah dengan diri mereka sendiri karena merasa tidak bisa kembali normal.

Psikiater Michael Bloomfield, yang berada dalam kelompok kerja, menyampaikan bahwa pasien yang kondisinya cukup serius untuk dirawat di rumah sakit telah menghadapi pengalaman yang sangat menakutkan dan invasif. “Kita perlu memastikan bahwa kita mendukung pasien ini,” katanya.

Lebih dari 100.000 orang telah dirawat karena COVID-19 di rumah sakit. Kelompok ini menyoroti penelitian yang menunjukkan 30 persen pasien yang mengalami penyakit parah dalam wabah sebelumnya telah mengembangkan PTSD.

“Kami berada di tengah-tengah krisis kesehatan global paling parah dalam hidup, yang menimbulkan ancaman tidak hanya bagi kesehatan fisik, tetapi juga bagi kesehatan mental,” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

Mereka juga menyerukan penelitian untuk mengevaluasi bagaimana kelompok yang berbeda dipengaruhi oleh tekanan psikologis terkait dengan pandemi dan untuk meninjau efektivitas setiap intervensi dalam jangka panjang.

Seorang juru bicara NHS mengatakan: “Pandemi telah mengubah hidup menjadi terbalik dan beberapa korban virus corona mungkin menderita gangguan mental.

Setiap orang yang berhasil bertahan dari COVID-19 seharusnya tinggal di rumah sakit dulu untuk ditinjau apakah mereka memerlukan dukungan kesehatan mental.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply