Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Tuesday, April 23, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

Empat Kesalahan Pemimpin yang Kecewakan Tim Saat Kerja Jarak Jauh

Topcareer.id – Saat ini, para pemimpin dan manajer perusahaan dituntut terbiasa berinteraksi dengan melihat wajah tersenyum karyawan dari layar. Dan terlebih lagi, para pemimpin ini juga harus menyesuaikan cara mengelola dan memotivasi mereka dari jauh.

Banyak pemimpin yang terus mengecewakan tim jarak jauh mereka dengan melakukan enam kesalahan berikut, mengutip dari laman The Ladders.

1. Kurangnya tujuan, arah, atau prioritas yang jelas

“Seperti halnya tim mana pun, baik virtual maupun yang berada dalam satu lokasi, kurangnya tujuan dan prioritas yang jelas akan menghambat kinerja tim,” kata Rick Lepsinger, penulis bersama Virtual Team Success: A Practical Guide for Working and Leading from a Distance.

Baca Juga: Pemimpin yang Baik Tak Seharusnya Keluarkan 3 Kalimat Beracun Ini

Tentu saja, ini bukanlah tugas yang paling mudah ketika mencoba berkomunikasi dengan tim yang tersebar secara geografis. Tapi, selama pemimpin mampu menilai kembali tujuan tim sebagai prioritas saat bergeser dari waktu ke waktu, kemungkinan menjadi pemimpin yang lebih efektif akan meningkat.

2. Terlalu kaku

Pemimpin tetap membutuhkan anggota tim untuk memulai dan bekerja pada waktu-waktu tertentu. Mereka bahkan melacak jam kerja mereka, menyaring dan memantau aktivitas harian untuk memastikan bahwa karyawan mereka bekerja selama 8 jam.

Namun, menurut studi Deloitte tahun 2020, hampir semua responden mengatakan mereka akan mendapatkan keuntungan dari fleksibilitas kerja (94 persen). Keuntungannya termasuk mengurangi stres/meningkatkan kesehatan mental (43 persen) dan integrasi pekerjaan dan kehidupan pribadi yang lebih baik (38 persen).

Dengan kata lain, hentikan pelacakan jam dan fokus pada hasil. Biarkan tim bekerja dengan cara dan waktu yang terbaik untuk mereka. Selama mereka memenuhi tenggat waktu dan memberikan pekerjaan berkualitas secara konsisten, pemimpin tidak perlu terlalu kaku.

3. Komunikasi dan kolaborasi yang tidak efektif

Sebagian besar komunikasi dan kolaborasi yang terjadi saat bekerja tatap muka adalah melalui interaksi informal. Misalnya, dapat berjalan-jalan di sekitar kantor dan check-in dengan tim. Tapi, kamu tidak memiliki kemewahan ini dengan tim virtual.

Solusi termudah adalah menggunakan alat yang tepat untuk mendorong kolaborasi dan komunikasi yang lebih baik. Pada saat yang sama, kamu harus mencapai keseimbangan yang tepat. Jadwalkan panggilan telepon singkat agar mereka dapat fokus pada pekerjaan mereka. Kamu juga tidak boleh membombardir mereka dengan pesan di luar jam kerja, seperti saat akhir pekan.

4. Tidak konsisten atau tidak konstruktif

Umpan balik dapat digunakan untuk memotivasi dan meningkatkan kinerja. Itu juga membuat karyawan puas karena itu menunjukkan bahwa kamu ingin setiap anggota sukses. Bersikaplah konsisten. Setidaknya, karyawan menginginkan umpan balik setiap bulan atau triwulanan. Gen Z, bagaimanapun, lebih suka untuk mingguan.

Latih mereka. Penelitian telah menemukan bahwa karyawan dapat menjadi lebih produktif ketika seorang pemimpin membimbing mereka. Tawarkan saran. Jangan hanya mengkritik anggota timmu. Berikan rekomendasi tentang bagaimana dan di mana mereka dapat meningkat.Terima umpan balik. Untuk tumbuh sebagai pemimpin, kamu juga perlu menerima umpan balik dari timmu.**(RW)

Leave a Reply