Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, May 3, 2024
redaksi@topcareer.id
Sosok

Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama Meninggal Dunia

Jakob Oetama. Kredit: Arsip Kompas Gramedia

Topcareer.id – Segenap insan pers tengah berduka. Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama menghembuskan napas terakhirnya pada Rabu, 9 September 2020 di Rumah Sakit Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Jakob yang telah menginjak usia 88 tahun, dikabarkan meninggal dunia akibat penyakit stroke, setelah sempat koma sejak Minggu (6/9) sore.

“Bapak sudah mengalami koma atau kritis sejak Minggu sore. Rupanya Allah lebih senang memanggil beliau sehingga akhirnya pukul 13.05, Bapak berpulang,” ucap Direktur Komunikasi Kompas Gramedia Rusdi Amral di Kompas TV.

Kredit: Arsip Kompas Gramedia

Lahir di Borobudur, Magelang, 27 September 1931, Jakob mengawali karier sebagai seorang guru, sebelum akhirnya banting setir menjadi wartawan dan mendirikan Kompas Gramedia, bersama kerabatnya, PK Ojong.

Dalam 15 tahun perjuangan keduanya membesarkan Kompas Gramedia, Ojong meninggal mendadak dalam tidurnya pada 1980.

Jakob, yang awalnya hanya mengurusi editorial, kemudian memutuskan meneruskan perjuangan Ojong yang selama ini berkutat di bidang bisnis.

Ketekunannya dalam menekuni bidang baru itu, serta kemampuannya berkomunikasi, akhirnya berhasil menumbuh kembangkan Grup Kompas Gramedia hingga saat ini.

Kredit: Arsip Kompas Gramedia

Selain memegang jabatan sebagai Presiden Direktur Kelompok Kompas-Gramedia, Jakob juga menjabat sebagai Penasihat Konfederasi Wartawan ASEAN, serta Pembina Pengurus Pusat Persatuan Wartawan Indonesia.

“Bapak Jakob Oetama adalah legenda, jurnalis sejati yang tidak hanya meninggalkan nama baik, tetapi juga kebanggaan serta nilai-nilai kehidupan bagi Kompas Gramedia,” ucap Corporate Communication Director Kompas Gramedia, Rusdi Amral dalam keterangan tertulis.

“Beliau sekaligus teladan di dalam profesi wartawan yang turut mengukir sejarah jurnalistik bangsa Indonesia. Walaupun kini beliau telah tiada, nilai dan idealismenya akan tetap hidup dan abadi selamanya.”

the authorFeby Ferdian

Leave a Reply