Topcareer.id – Menurut Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), ekonomi global masih berada di jalur penurunan output yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dalam prospek ekonomi terbarunya, ekonomi dunia akan berkontraksi 4,5% tahun ini.
Angka kontraksi ini alami revisi naik dari perkiraan yang dibuat pada bulan Juni di mana menunjukkan penurunan 6% dalam produk domestik bruto (PDB).
“Penurunan produksi global pada tahun 2020 lebih kecil dari yang diharapkan, meskipun masih belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah baru-baru ini,” kata OECD dalam laporannya, Rabu (16/9/2020).
Ke depannya, OECD memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 5% pada tahun 2021. Meskipun demikian, prospeknya tetap sangat tidak pasti karena pandemi virus corona.
Baca juga: BPS: Nilai Ekspor Agustus Turun 4,62% Dibanding Juli 2020
Sektor-sektor yang terkena dampak kritis, seperti industri perjalanan dan pariwisata, belum sepenuhnya pulih dari kebijakan lockdown ketat yang diberlakukan awal tahun ini.
Banyak negara bergulat dengan kebangkitan jumlah infeksi. Akibatnya, pihak berwenang mungkin memperkenalkan pembatasan baru dalam beberapa minggu mendatang untuk menahan gelombang baru , di mana hal itu akan menambah tekanan lebih lanjut pada ekonomi global.
“Output meningkat dengan cepat setelah pelonggaran pembatasan dan pembukaan kembali bisnis awal, tetapi laju pemulihan global telah kehilangan beberapa momentum selama bulan-bulan musim panas,” kata OECD.
Lembaga yang berbasis di Paris, sebuah badan antar pemerintah yang bertujuan untuk merangsang pembangunan ekonomi, juga memperingatkan tentang perbedaan yang cukup besar di berbagai negara.
Baca juga: Minum 2 Gelas Jus Jeruk Sehari Bantu Turunkan Hipertensi
China, Amerika Serikat, dan kawasan Eropa diperkirakan akan berkinerja lebih baik dari perkiraan semula pada bulan Juni. Sebagai perbandingan, ekspektasi pertumbuhan untuk India, Meksiko, dan Afrika Selatan memburuk.
China terlihat tumbuh sebesar 1,8% pada tahun 2020 sebagai satu-satunya negara di antara perkiraan OECD yang diperkirakan akan mengalami pertumbuhan. Sebaliknya, ekonomi Amerika Serikat bakal berkontraksi sebesar 3,8% dan kawasan Eropa sebesar 7,9%.
Gambaran ini bahkan lebih mengerikan untuk India, Argentina, Inggris, Afrika Selatan dan Meksiko, yang semuanya diperkirakan akan runtuh lebih dari 10%.**(Feb)