Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Friday, November 22, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

Studi Ungkap Alasan Mengapa Lebih Banyak Pria Meninggal Akibat Covid-19 Ketimbang Wanita

Ilustrasi. (dok. Global Times)

Topcareer.id – Sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan April di Frontiers in Public Health melaporkan bahwa pria dan wanita sama-sama cenderung tertular virus corona.

Namun, dalam penelitian tersebut juga melaporkan bahwa pria secara signifikan lebih mungkin menderita efek penyakit yang parah.

Para peneliti China mengatakan bahwa dalam satu subset besar pasien COVID-19, lebih dari 70 persen dari mereka yang meninggal adalah laki-laki.

Mereka mengatakan ada hasil yang serupa ketika mereka memeriksa penelitian dari wabah sindrom pernapasan akut (SARS) tahun 2003. Studi tersebut didukung oleh angka-angka lain yang dirilis sejak pandemi COVID-19 dimulai.

Baca Juga: Muncul Klaster Pejabat, Ini Pesan Penting Satgas Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa 63 persen kematian terkait COVID-19 di Eropa terjadi pada pria.

Sebuah studi oleh Institut Kesehatan Tinggi Roma pada Maret 2020 menemukan bahwa di antara orang Italia yang dirawat di rumah sakit karena virus corona baru, sebanyak 8 persen pria meninggal dibandingkan dengan 5 persen wanita.

Di New York City, pria meninggal karena virus corona hampir dua kali lipat dari wanita. Departemen kesehatan kota melaporkan pada awal April bahwa ada 43 kematian akibat COVID-19 untuk setiap 100.000 pria, dibandingkan dengan 23 kematian untuk setiap 100.000 wanita.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) saat ini tidak melaporkan kematian COVID-19 berdasarkan jenis kelamin, tetapi para ahli tidak melihat alasan tren tersebut akan berbeda di tempat lain.

“Beberapa alasan yang mendasari mengapa COVID-19 mungkin lebih mematikan bagi pria daripada wanita mungkin termasuk fakta bahwa penyakit jantung lebih sering terjadi pada pria lanjut usia daripada pada wanita lanjut usia,” Dr. Stephen Berger, seorang ahli penyakit menular dan salah satu pendiri dari Jaringan Penyakit Menular Global dan Epidemiologi mengatakan. Studi juga menemukan bahwa tekanan darah tinggi dan penyakit hati lebih umum pada pria dan semua ini berkontribusi pada hasil yang lebih buruk dengan COVID-19.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 10 Mei 2020 melaporkan bahwa pria memiliki konsentrasi angiotensin-converting enzyme (ACE2) yang lebih tinggi dalam darah mereka daripada wanita.

Karena ACE2 memungkinkan virus corona untuk menginfeksi sel-sel sehat, ini menjelaskan mengapa pria lebih rentan terhadap COVID-19 daripada wanita, para peneliti melaporkan.

Genetika mungkin juga memainkan peran besar. Wanita kelebihan kromosom X mereka, sehingga memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat dan respons terhadap infeksi daripada pria.

“Anda tidak bisa lepas dari biologi dan genetika,” kata Salvatore J. Giorgianni, PharmD, seorang apoteker dan penasihat sains senior untuk Jaringan Kesehatan Pria.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply