Topcareer.id – Impostor Syndrome atau sindrom penipu, istilah ini diciptakan oleh psikolog klinis pada akhir 1970-an. Ini adalah pola perilaku psikologis di mana seseorang meragukan pencapaian kerjanya dan secara terus-menerus (seringkali secara internal) takut dianggap sebagai penipu oleh kantornya.
Tanda kamu memiliki impostor syndrome adalah kamu merasa tidak memenuhi syarat (atau tidak layak) pada pekerjaan yang kamu lakukan, meskipun kesuksesan telah membuktikan kemampuanmu. Dan meskipun semua orang di kantor kamu menganggap kamu sebagai karyawan berkinerja tinggi, namun kamu tetap hidup dengan ketakutan dianggap sebagai penipu atau pembohong yang terus-menerus.
Kerja jarak jauh atau WFH yang kini semakin trending akibat pandemi virus corona, menambahkan lapisan tambahan pada impostor syndrome. Karena karyawan WFH yang bekerja sendirian di rumah tidak memiliki jenis jaringan umpan balik yang sama dengan lingkungan kantor tradisional.
Baca Juga: 5 Tips Jaga Kesehatan Mata Saat WFH
Di ruang kantor tradisional, mudah untuk mengobrol dan terlibat secara langsung dengan rekan kerja maupun atasan, sehingga mereka semua benar-benar melihat apa yang telah kamu kerjakan.
Sedangkan saat WFH lebih sulit untuk terlibat, apalagi terlihat dengan rekan kerja maupun atasan semua usaha dan kontribusi yang telah kamu lakukan.
Artikel ini akan membahas empat tantangan impostor syndrome yang umum dan bagaimana kamu bisa mengatasinya saat bekerja dari rumah.
- Tetap bersosialisasi
Tanpa bepergian ke kantor setiap hari, sebagai pekerja jarak jauh kamu bisa saja dengan mudah merasa terputus dari dunia luar. Ketika kamu sudah merasa terisolasi, kamu mungkin akan mulai meremehkan diri sendiri dan kemampuan kerja kamu.
Solusi: Coba tetap aktif di saluran komunikasi jarak jauh kamu. Jika kantor kamu memiliki saluran yang didedikasikan untuk obrolan ringan dengan rekan kerja, bergabunglah! Kamu tidak pernah tahu kesamaan apa yang mungkin kamu miliki dengan rekan kerja dan apa yang mungkin kamu nikmati bersama. Ajukan juga pertanyaan terkait pekerjaan secara terbuka. Bisa saja teman kamu sedang berjuang dengan masalah yang sama dan membutuhkan klarifikasi ekstra.
- Rangkullah kesalahan untuk mencapai kesuksesan
Mungkin sulit bagi karyawan mana pun, baik bekerja dari jarak jauh atau di kantor, untuk menerima kritik yang membangun. Jika dicerna dengan cara yang salah, kritik yang membangun dapat menyebabkan keraguan diri, sehingga menambah bahan bakar untuk impostor syndrome.
Solusi: Ketika keraguan pada diri sendiri mulai muncul, pelajarilah cara membedakan kecemasan dan kritik diri, lalu mengubahnya menjadi perasaan produktif. Perasaan ada karena suatu alasan, jadi mencantumkan tujuan di belakangnya akan membantu kamu mengatasi kesalahan secara langsung.
- Buat rencana keseimbangan kerja yang sesuai
Banyak pekerja jarak jauh cenderung bekerja terlalu lama sampai melewati batas waktu, dan berjuang untuk memisahkan waktu kerja dari waktu pribadi. Dalam pola umum impostor syndrome yang diciptakan oleh peneliti Jaruwan Sakulku dan James Alexander, seseorang akan mulai dengan perasaan cemas ketika dia menerima tugas baru, diikuti dengan persiapan yang berlebihan dan akhirnya menghabiskan lebih banyak waktu serta tenaga untuk sebuah proyek. Ketika proyek berhasil diselesaikan, alih-alih mengakui pekerjaan yang dilakukan dengan baik, individu tersebut akan tumbuh dengan keyakinan yang salah bahwa proyek tersebut gagal karena dia merasa membutuhkan waktu tambahan untuk menyelesaikannya. Pikiran tentang tugas selanjutnya dapat menyebabkan putaran kecemasan lain.
Solusi: Buatlah rencana keseimbangan kerja atau hidup yang efektif dan sesuai untuk kamu. Tentukan waktu di mana kamu paling produktif dan pilih lokasi kerja ternyaman. Jika pembatasan akibat pandemi sudah dilonggarkan, kamu bisa memilih kedai kopi favorit kamu atau mungkin perpustakaan lokal. Daripada berfokus pada waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas, fokuslah pada tugas itu sendiri. Cobalah membuat daftar proyek yang kamu rencanakan untuk diselesaikan dalam minggu tertentu.
Baca Juga: Ingin WFH Lancar Jaya? Terapkan 5 Tips Ini!
- Asumsikan orang lain memiliki niat baik dengan komunikasi
Di lingkungan kerja yang jauh, komunikasi membutuhkan upaya yang signifikan. Karena sulit untuk menguraikan nada dalam email, pesan whatsapp group, dll. Mereka yang memiliki impostor syndrome akan kesulitan untuk menginternalisasi masukan yang baik dan bahkan mungkin memikirkan secara berlebihan kritik yang dirasakan. Mereka mungkin secara keliru menafsirkan nada suara rekan kerja sebagai hinaan atau kasar.
Solusi: Praktik terbaik adalah selalu menganggap rekan kerja atau atasan kamu memiliki niat baik saat berkomunikasi. Bahkan dalam alat obrolan seperti WA group di mana emoji dan gif dapat ditambahkan ke percakapan. Kamu juga bisa membaca nada suara rekan kerja secara berbeda dari yang kamu lakukan melalui telepon atau video call. Menganggap niat baik dapat membantu menghilangkan kekhawatiran tentang komunikasi. Jika masih merasa kesulitan, jangan pernah takut untuk meminta rekan kerja atau atasan untuk terhubung melalui video dan mengklarifikasi maknanya.**(RW)