Topcareer.id – Sekarang adalah zamannya hidup di era media sosial. Jika menginginkan audiens seluas mungkin, dan menyampaikan pesan dengan cara yang paling hemat biaya, itu berarti pemasaran harus menyertakan media sosial.
Statistik menunjukkan lebih dari tiga miliar orang, atau hampir setengah populasi dunia, aktif di beberapa bentuk media sosial.
Cara lama periklanan yang dipopulerkan oleh media yang dikonsumsi secara pasif seperti majalah, radio, dan televisi hampir tidak seefektif di era ini.
Banyak perusahaan telah beralih ke strategi baru yang memanfaatkan aset paling berharga mereka, yakni tenaga kerja mereka untuk menjangkau secara langsung prospek dan kemungkinan rekrutan baru.
Benang merah yang dapat menghubungkan perekrutan media sosial dan pemasaran media sosial adalah Employer Branding Strategy (EBS). Dengan EBS, karyawan akan bertindak sebagai duta merek online perusahaan, dengan cara yang terlihat secara organik dan pribadi.
Dengan kata lain, karyawan didorong untuk membagikan pemikiran positif mereka tentang perusahaan, produknya, dan pengalaman bekerja di perusahaan dengan teman, keluarga, dan kontak profesional yang mengikuti mereka di media sosial.
Metode ini menunjukkan wawasan otentik ke dalam budaya perusahaan. Lagipula, kandidat suka melihat dengan siapa mereka akan bekerja, bukan hanya apa yang akan mereka lakukan hari demi hari.
Baca juga: Punya Kecepatan 500Km/Jam, Mobil Ini Sabet Gelar Mobil Tercepat di Dunia
Organisasi apa yang membutuhkan Employer Branding Strategy?
EBS adalah strategi yang bekerja lebih baik dalam skala besar. Jika kamu memiliki perusahaan besar dengan lebih dari 500 karyawan, kamu harus sudah memiliki EBS. Jika belum, saatnya untuk mulai.
Jika perusahaan kamu ingin merekrut kandidat bertalenta terbaik, atau meningkatkan kesadaran positif terhadap merek perusahaan kamu, EBS yang kuat dapat membantu memberikan hasil tersebut.
Berikut ini tips untuk membuat Employer Branding Strategy (EBS) yang sukses.
Bagian pertama dari artikel:
1) Rekrut karyawan yang ada
Dunia media sosial bukanlah tempat kumpulan bakat, ini lebih seperti lautan. Bagaimana kamu bahkan mulai mempersempit kemungkinan untuk memastikan bahwa kandidat akan cocok dengan perusahaanmu?
Dengan memanfaatkan staf kamu yang sudah ada, cobalah untuk membuat satu “kepribadian master” yang mempersonifikasikan seluruh tenaga kerja dan kesamaan yang mereka miliki. Persona ini adalah yang ingin kamu rekrut, karena ini akan membantu memperkuat budaya perusahaan yang sudah ada.
2) Transparansi adalah pokok permainan
Salah satu kesalahpahaman terburuk tentang EBS adalah bahwa ini semua tentang menanam uang di seluruh media sosial, menyamar sebagai pembeli biasa, bukan sebagai perwakilan perusahaan. Jika kamu ingin orang mempercayaimu, kamu harus benar-benar transparan tentang apa yang perusahaan lakukan.
Begitu pula, saat perekrutan sosial, jangan malu-malu dengan prospek perusahaanmu. Kamu akan mendapatkan tanggapan yang lebih baik jika berterus terang tentang bagaimana perusahaanmu, mengapa perusahaan menghubungi mereka, dan untuk posisi apa perusahaan merekrut.
3) Membangun Employer Value Proposition (EVP)
Penulis dan pembuat film sering kali diminta untuk membuat “elevatorpitch” untuk proyek mereka. Idenya adalah bahwa jika mereka masuk elevator dengan penerbit atau produser ternama, mereka akan memiliki kesempatan yang sangat cepat untuk mempromosikan produk mereka sehingga promosi dibuat seketat dan semenarik mungkin.
Kamu bisa menganggap EVP sebagai elevatorpitch untuk calon rekrutan. Proposisi nilai perusahaan adalah daftar poin-poin mengapa perusahaan kamu tempat yang tepat untuk bekerja, dan apa yang disukai karyawan. Fokusnya harus kurang pada “apa yang kita lakukan”, dan lebih pada “bagaimana kita melakukannya.”
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Banyak Perusahaan Memilih Sistem Outsourcing
Berikut beberapa hal yang disoroti oleh beberapa perusahaan besar dalam EVP mereka:
- Lingkungan kerja yang menyenangkan dengan kegiatan sosial dan rekreasi.
- Makanan gratis di lemari es ruang istirahat setiap hari.
- Kebebasan dan peluang untuk mendefinisikan dan mengembangkan karier.
- Investasi berkelanjutan dalam pertumbuhan pribadi dan profesional karyawan.
- Nilai-nilai perusahaan yang menginspirasi, berpikiran maju, dan bertanggung jawab secara sosial.
EVP setiap perusahaan akan berbeda. Lihatlah kekuatan perusahaan kamu, cari tahu apa yang disukai karyawan tentang bekerja untuk perusahaanmu.**(Feb)