Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Friday, April 19, 2024
redaksi@topcareer.id
Lifestyle

Penelitian: Satu dari Lima Pasien Covid-19 Alami Gangguan Mental Dalam Waktu 90 Hari

Topcareer.id – Orang yang menderita Covid-19 mungkin memiliki peningkatan risiko didiagnosis dengan gangguan kejiwaan atau penyakit mental seperti kecemasan atau depresi, menurut sebuah studi baru.

Para peneliti melihat catatan medis 69 juta orang di Amerika Serikat antara 20 Januari 2020 dan 1 Agustus 2020. Data tersebut mencakup 62.000 orang yang tertular Covid-19.

Dalam tiga bulan setelah dites positif Covid-19, satu dari lima orang yang selamat (18%) ditemukan mendapatkan diagnosis gangguan penyakit mental. Ini dua kali lebih mungkin dibandingkan kelompok pasien lain dengan penyakit dan kondisi berbeda yang dianalisis sebagai bagian dari penelitian selama periode yang sama.

Baca Juga: Studi: Lebih dari 80% Pasien Covid-19 Kekurangan Vitamin D

Para peneliti dari Universitas Oxford membandingkan diagnosis gangguan mental pada penderita Covid-19 dengan pasien yang menderita penyakit influenza biasa, infeksi saluran pernapasan lainnya, infeksi kulit, patah tulang besar, batu empedu dan batu ginjal.

“Studi tersebut melaporkan bahwa pasien memiliki risiko yang agak lebih tinggi untuk didiagnosis dengan penyakit kejiwaan, terutama kecemasan atau depresi, setelah diagnosis COVID-19 daripada setelah peristiwa medis tertentu lainnya,” kata David Curtis, pensiunan konsultan psikiater dan profesor kehormatan di College London dan Queen Mary University of London.

Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Lancet Psychiatry pada hari Senin (9/11). Gangguan mental yang dialami dapat dijelaskan oleh beberapa faktor termasuk efek neurologis atau biologis langsung dari virus corona, obat yang digunakan untuk mengobatinya, kekhawatiran dan kecemasan yang disebabkan oleh tertular penyakit dan kekhawatiran yang lebih luas tentang pandemi Covid-19, kata penulis studi Paul Harrison, seorang profesor psikiatri di Universitas Oxford dan Rumah Sakit Warneford.**(RW)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply