Topcareer.id – Jika di dalam gedung kantor kamu mendapati dirimu mengikuti orang lain sama-sama berada di koridor atau lorong sempit, lebih baik pertimbangkan untuk menunggu dulu beberapa menit atau mencari rute yang berbeda.
Sebuah studi baru yang penting dari American Institute of Physics melaporkan tetesan virus yang menular cenderung berkelompok dan bertahan lebih lama di area dalam ruangan yang sempit dibandingkan dengan ruang yang lebih terbuka.
Yang menyusahkan, penulis studi berspekulasi bahwa aturan jarak sosial enam kaki mungkin tidak cukup untuk memastikan keamanan saat berjalan di belakang orang lain di lorong sempit.
Jika orang di depanmu kebetulan terinfeksi COVID-19 dan akhirnya bersin atau batuk, kemungkinan besar itu akan menghasilkan kumpulan partikel virus menular terkonsentrasi yang menunggu untuk menyambutmu.
Risiko ini tampaknya juga sangat tinggi untuk anak-anak. Dalam kebanyakan simulasi, partikel virus melayang di atas tanah sekitar setengah tinggi individu yang terinfeksi. Itu kira-kira level mulut untuk kebanyakan anak kecil.
Baca juga: 3 Vitamin Yang Terbukti Tingkatkan Konsentrasi Kerja
Penelitian sebelumnya telah berfokus pada bagaimana berbagai item dalam pengaturan tertutup, seperti jendela, penghalang apa pun, atau AC memengaruhi pola aliran udara virus dalam ruangan di ruangan besar dan terbuka.
Namun, penelitian ini adalah yang pertama berfokus pada lorong atau koridor sempit secara khusus. Mempertimbangkan seberapa umum area seperti itu berada di gedung perkantoran, restoran, toko ritel, dan sejumlah gedung lainnya, pentingnya pekerjaan ini tidak dapat dilebih-lebihkan.
Setiap kali seseorang batuk atau bersin saat berada di lorong sempit, tindakan itu menghasilkan banyak tetesan yang mengalir dari depan ke belakang tubuh. Peneliti menyamakan fenomena ini dengan bagaimana perahu akan membentuk pola di dalam air saat bergerak.
Berdasarkan perhitungan mereka, tim peneliti mengatakan penyebaran virus di lorong biasanya terjadi berdasarkan dua “mode” yang berbeda. Yang pertama, disebut mode terpisah, adalah saat tetesan benar-benar menyebar dan melayang jauh di belakang cougher asli.
Mode kedua ditandai dengan virus “awan” yang menempel di punggung cougher, yang pada dasarnya bertindak seperti ekor menular yang bergabung ke bagian belakang mereka.
“Untuk mode terpisah, konsentrasi tetesan jauh lebih tinggi daripada mode menempel, lima detik setelah batuk,” kata penulis studi Xiaolei Yang, mengutip The Ladders.
“Ini merupakan tantangan besar dalam menentukan jarak sosial yang aman di tempat-tempat seperti koridor yang sangat sempit, di mana seseorang dapat menghirup tetesan virus meskipun pasien berada jauh di depannya,” ujarnya. **(Feb)